Semua itu kini terasa menjadi bayangan yang jauh, tak terjangkau. Kekuatan Ikang kini benar-benar diuji, terutama karena ia harus menjadi pilar utama bagi anak-anaknya, yang juga merasakan kehilangan yang luar biasa.
Anak-anak mereka pun menghadapi pukulan berat. Bagi mereka, Marissa bukan hanya seorang ibu, tetapi juga sosok yang menjadi panutan. Kehidupan yang mereka jalani bersama dipenuhi dengan cinta, kebijaksanaan, dan dukungan yang tiada henti dari seorang ibu yang selalu mengutamakan keluarga di atas segalanya.
Marissa selalu hadir dalam setiap momen penting dalam kehidupan anak-anaknya, dari masa kecil yang penuh kasih sayang hingga tumbuh dewasa dengan kebebasan dan tanggung jawab yang ia ajarkan.
Namun kini, anak-anak harus belajar menjalani hidup tanpa kehadiran fisik ibu mereka. Setiap sudut rumah terasa hampa, setiap panggilan sayang yang biasa terdengar dari Marissa kini tinggal kenangan.
Mereka merasa kehilangan tidak hanya seorang ibu, tetapi juga teman dan penasihat terbaik dalam hidup mereka. Beban duka ini terasa sangat berat, terlebih lagi karena mereka belum sempat bersiap untuk kehilangan yang begitu mendadak.
Soraya dan Shahnaz Haque, adik-adik Marissa, juga merasakan kehilangan yang sangat mendalam. Bagi mereka, Marissa bukan hanya kakak, tetapi juga teman hidup, pelindung, dan pemandu yang selalu ada di sisi mereka dalam setiap fase kehidupan.
Keluarga Haque dikenal memiliki hubungan yang sangat erat. Dalam banyak kesempatan, mereka sering kali tampil bersama, memperlihatkan betapa kuat ikatan keluarga yang mereka miliki. Namun, kepergian Marissa membuat ikatan itu terasa terputus, seolah ada ruang kosong yang tak mungkin diisi kembali.
Soraya, yang menyaksikan saat-saat terakhir kakaknya, merasa terpukul melihat betapa cepatnya hidup dapat berubah. Ia menyadari betapa rapuhnya manusia di hadapan takdir, dan kehilangan Marissa membuatnya merenungkan banyak hal tentang hidup dan kematian.
Ia menyampaikan bahwa keluarga mereka tidak memiliki firasat apapun sebelum kepergian Marissa, yang membuat duka ini terasa semakin menyakitkan.
Shahnaz, yang dikenal sebagai sosok yang ceria dan penuh optimisme, merasakan hal serupa. Dalam setiap kesempatan, ia selalu membicarakan tentang betapa istimewanya hubungan mereka sebagai saudara.
Saat kabar duka itu menyebar, Shahnaz menulis pesan terakhir untuk kakaknya di media sosial, "See you again," sebuah kalimat yang menggambarkan harapan pertemuan kembali di dunia lain. Harapan ini menjadi pelipur lara baginya, sebuah keyakinan bahwa ikatan keluarga mereka akan terus abadi meski dunia fisik memisahkan mereka.