Perubahan iklim global telah menjadi perhatian utama bagi para ilmuwan, pemerintah, dan masyarakat luas selama beberapa dekade terakhir. Salah satu konsekuensi paling menonjol dari perubahan iklim adalah pencairan es di kutub utara (Arktik) dan kutub selatan (Antartika).
Proses ini, yang disebabkan oleh peningkatan suhu global, dapat memicu kenaikan permukaan laut yang signifikan. Dengan kondisi tersebut, pulau-pulau dan wilayah pesisir di seluruh dunia, termasuk Kalimantan, akan menghadapi risiko besar berupa banjir dan hilangnya daratan.
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan secara ilmiah apa yang terjadi dengan daratan Pulau Kalimantan jika es di kedua kutub mencair secara signifikan, serta dampak yang ditimbulkannya terhadap ekosistem dan kehidupan manusia di wilayah tersebut.
Pencairan Es Kutub dan Kenaikan Permukaan Laut
Menurut penelitian ilmiah, pencairan es di kedua kutub bumi diperkirakan dapat meningkatkan permukaan laut global hingga 60-70 meter jika seluruh es mencair.
Peningkatan suhu global telah mempercepat proses pencairan es laut di Arktik dan lapisan es di Antartika. Es laut yang mencair di Arktik tidak secara langsung meningkatkan permukaan laut karena es laut sudah mengapung di atas permukaan air, tetapi pencairan es di Greenland dan Antartika yang berada di daratanlah yang menjadi penyebab utama kenaikan permukaan laut.
Sebagian besar es di kedua wilayah tersebut terletak di daratan, dan ketika es ini mencair, air mengalir ke laut, menyebabkan kenaikan volume air laut secara signifikan. Ini merupakan fenomena yang sangat penting karena pulau-pulau dan wilayah pesisir rendah, seperti Kalimantan, sangat rentan terhadap perubahan ini.
Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia dan memiliki ekosistem yang kaya, dengan sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah dan pesisir. Oleh karena itu, kenaikan permukaan laut akan memiliki dampak yang luar biasa bagi wilayah ini.
Dampak Kenaikan Permukaan Laut Terhadap Daratan Pulau Kalimantan
Â