Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pegunungan Muller-Schwaner, Warisan Budaya dan Geografis Suku Dayak Dohoi Uut Danum

22 September 2024   07:01 Diperbarui: 22 September 2024   07:08 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suku Dayak Dohoi Uut Danum, seperti banyak masyarakat adat lainnya, sangat menghormati alam dan percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini memiliki jiwa atau roh. Oleh karena itu, mereka merasa bertanggung jawab untuk menjaga alam agar tetap lestari.

Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai ini tercermin dalam cara hidup mereka yang berkelanjutan. Mereka mengelola sumber daya alam dengan bijak, hanya mengambil apa yang diperlukan dan selalu berusaha untuk menggantikan apa yang telah diambil.

Hal ini menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat adat dapat hidup berdampingan dengan alam tanpa merusaknya. Sehingga manuysia modern seharusnya tidak berpikir mengeksploitasi alam saja, tetapi harus juga menjaganya.

Pegunungan Tomiting dan Pentingnya Pelestarian Budaya

Dalam era modern ini, di mana tekanan globalisasi dan modernisasi semakin kuat, keberadaan cerita rakyat seperti Tahtum atau Tehtek Tahtum dan warisan budaya lainnya semakin terancam.

Banyak generasi muda yang mulai kehilangan kontak dengan tradisi dan cerita nenek moyang mereka, akibat pengaruh teknologi dan gaya hidup modern. Oleh karena itu, pelestarian budaya seperti cerita rakyat dan pengetahuan tradisional menjadi sangat penting.

Selain itu, Pegunungan Tomiting sebagai salah satu warisan alam yang kaya perlu dilindungi dari ancaman kerusakan lingkungan. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat adat, dan pihak-pihak lain yang peduli terhadap pelestarian lingkungan sangat penting untuk menjaga kelestarian kawasan ini.

Melalui upaya konservasi yang melibatkan pengetahuan lokal, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang masih bisa menikmati keindahan alam dan keanekaragaman hayati Pegunungan Tomiting.

Pegunungan Muller-Schwaner, atau Tomiting menurut sebutan lokal Suku Dayak Dohoi Uut Danum, bukan hanya merupakan bentangan alam yang megah di Kalimantan. Pegunungan ini adalah bagian dari identitas budaya dan spiritual masyarakat Dayak.

Cerita rakyat seperti perjalanan Sangen dalam kisah Tahtum menunjukkan bagaimana pegunungan ini berfungsi sebagai simbol perjuangan, kedewasaan, dan hubungan yang mendalam antara manusia dan alam.

Melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang warisan budaya dan alam seperti Pegunungan Tomiting, kita dapat belajar banyak tentang bagaimana manusia dapat hidup berdampingan dengan alam secara harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun