Cerita ini memiliki beberapa lapisan makna yang bisa diinterpretasikan. Perjalanan Sangen melalui pegunungan yang panjang dapat dilihat sebagai metafora dari perjuangan hidup, di mana setiap langkah yang diambil merupakan bentuk kedewasaan dan pertumbuhan, baik fisik maupun spiritual.
Anak ayam jantan yang ia bawa di awal perjalanan melambangkan awal yang sederhana, sedangkan ayam jago bertaji yang ia bawa di akhir perjalanan melambangkan puncak kedewasaan dan keberanian.
Peran Pegunungan dalam Cerita dan Kehidupan Masyarakat Dayak
Pegunungan Tomiting dalam cerita rakyat ini bukan hanya berfungsi sebagai latar belakang geografis semata, tetapi juga menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat Dayak Dohoi Uut Danum.
Gunung tersebut dianggap sebagai tempat suci dan memiliki kekuatan spiritual yang besar. Banyak cerita rakyat dan legenda yang berkaitan dengan pegunungan ini, di mana sering kali digambarkan sebagai tempat tinggal para Otuk Hajok (para Dewa), roh leluhur, atau makhluk gaib lainnya.
Bagi masyarakat Dayak, perjalanan Sangen melalui Pegunungan Tomiting juga dapat diartikan sebagai perjalanan spiritual. Dalam banyak kebudayaan adat, pegunungan sering kali dilihat sebagai tempat yang dekat dengan alam gaib atau dunia para dewa.
Oleh karena itu, perjalanan Sangen yang melewati Tomiting bisa dianggap sebagai perjalanan ziarah atau pencarian spiritual yang mendalam.
Selain itu, cerita ini juga mencerminkan kehidupan nomaden atau semi-nomaden yang dijalani oleh masyarakat Dayak pada masa lalu. Sebagai kelompok masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam, mereka sering kali melakukan perjalanan jauh melalui hutan, gunung, dan sungai.
Perjalanan ini dilakukan bukan hanya untuk keperluan ekonomi atau pemenuhan kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk menjaga hubungan spiritual dengan alam dan leluhur mereka.
Kekayaan Budaya dan Ekologi Pegunungan Tomiting
Pegunungan Tomiting bukan hanya penting dalam cerita rakyat, tetapi juga merupakan kawasan yang kaya akan keanekaragaman hayati. Hutan-hutan di sekitar Pegunungan Tomiting menjadi rumah bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan endemik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.