Ini menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati yang sangat penting, baik untuk penelitian ilmiah maupun upaya konservasi.
Namun, sayangnya, seperti banyak wilayah hutan hujan tropis lainnya di dunia, Pegunungan Tomiting juga menghadapi berbagai ancaman, seperti deforestasi, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, serta perubahan iklim.
Masyarakat adat seperti Suku Dayak Dohoi Uut Danum memiliki pengetahuan tradisional yang mendalam tentang cara hidup berdampingan dengan alam tanpa merusaknya. Namun, tekanan dari luar sering kali mengganggu keseimbangan ini.
Pengetahuan lokal yang dimiliki oleh Suku Dayak Dohoi Uut Danum mengenai lingkungan sekitar mereka, termasuk bagaimana mereka menjaga keseimbangan ekosistem, merupakan warisan penting yang perlu dilestarikan.
Dalam menghadapi tantangan modern seperti deforestasi dan perubahan iklim, kita dapat belajar banyak dari cara hidup masyarakat adat ini, yang telah bertahan selama berabad-abad dengan menjaga keharmonisan antara manusia dan alam (bahkan menurut legenda dalam cerita pertama: Konyorian paring Aang, suku ini sudah berusia miliaran tahun, karena mereka tahu kejadian alam semesta dan kelahiran manusia pertama di Alam Semesta).
Nilai-nilai dalam Cerita Rakyat dan Kehidupan Sehari-hari
Cerita rakyat seperti Tahtum atau Tehtek Tahtum tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai moral dan ajaran kehidupan kepada generasi muda.
Cerita ini seribng digunakan sebagai hiburan di saat mereka sedang bekerja di ladang atau ketika menganyam di rumah atau sedang berpesta. Karena satu episode cerita ini sangat panjang, bisa tujuh malam panjangnya, karena menceritakannya sambil berlagu dengan seni suara jenis Kandan.
Sementara cerita Tahtum atau Tehtek Tahtum tadi ada ratusan episode, seperti mereka pergi bertempur ke langit, mereka pergi menjelajah sampai ke matahari, mereka pergi mengayau ke negeri China, mereka pergi ke Tombullong Llaut Mindong (Segi Tiga Bermuda) Â dan mereka pergi ke dalam kehidupan di bawah air atau dalam bumi (Torusan Tolluk Llang Muvuh Cahan Lluhing Hitan).
Dalam cerita Sangen, kita bisa melihat nilai-nilai seperti ketekunan, keberanian, dan kesabaran. Sangen yang memulai perjalanannya dengan anak ayam jantan kecil menunjukkan bahwa segala sesuatu memerlukan proses dan waktu untuk berkembang.
Demikian pula, ayam jago yang bertaji di akhir cerita menggambarkan hasil dari perjuangan dan perjalanan panjang yang penuh tantangan. Selain itu, cerita ini juga mengajarkan pentingnya menghormati alam dan menjaga keseimbangan dengan lingkungan.