Selain isolasi mandiri di rumah, saya juga berupaya membuatkan empon-emponan yang saya racik sendiri dari berbagai tanaman obat yang memang sudah kami tanam sejak lama untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya dan juga imun tubuhnya.
Bahan-bahannya nyaris ada semua di tanam di sekitar rumah, yang saya beli hanya jahe dan kunyit karena tidak cukup, lalu propolis, madu dan gula merah saja.Â
Madu saya tidak mau membeli yang dijual oleh para penjual yang dijajakan di jalan raya, karena saya khawatir ada kecenderungan madu itu palsu.Â
Jadi saya membeli madu buatan pabrik saja yang sudah ada nomor registrasi BPOM-nya, namun madunya yang mengandung bee pollen dan royal jelly selain mengandung madu murni.
Dalam upaya menyembuhkan isteri saya, saya berupaya melengkapkan gizinya, mengikuti ProKes 5M, menciptakan suasana agar hatinya tenang, mengirimkannya video-video lucu dan cerita-cerita lucu dan selalu menghubunginya via video call (rasanya lucu, satu rumah pakai video call segala). Tapi beberapa hari kemudian dia juga bosan, sehingga saya belikan benang-benang polyster untuk dia rajut menjadi tas dan taplak meja.
Sebagai orang beragama, begitu dia terindikasi terinfeksi Covid-19 dengan ciri-ciri varian baru seperti ciri yang ada di India itu, hal paling penting saya juga kami lakukan adalah segera mendaraskan doa Novena 3 Salam Maria selama sembilan hari. Ternyata Bunda Maria mendengarkan permohonan saya, isteri saya tidak mengalami demam panas yang sangat kuat dan sesak nafas yang kuat.
Gejala demam panas itu ada, tetapi dengan Paracetamol saja sudah bisa diatasi. Sesak nafasnya juga ada, tetapi hanya terjadi selama empat hari saja dan masih mampu ditahannya. Hanya yang agak lama dia derita itu adalah sakit tenggorokan, rasa kebas di bibir, tidak bisa mencium bau dan rasa lelah yang teramat sangat.
Baru pada hari ke tujuh doa Novena itu kami daraskan, ternyata kondisi isteri saya sudah jauh lebih baik. Pada hari ke empat belas, isteri saya sudah betul-betul sembuh, tetapi untuk amannya masih saya tambah lagi toleransi isolasi selama tiga hari seperti saran gugus tugas Covid-19 nasional.
Untuk bisa kontak dengan anak-anak, malah saya tambah waktu selama dua minggu, menunggu dia betul-betul sembuh. Karena dia masih saja selalu merasa lelah yang teramat sangat dan berkepanjangan. Tetapi sampai saat ini rasa lelahnya masih juga sering terasa, sehingga saya khawatir dia terkena long covid-19 yang terjadi berbulan-bulan bahkan katanya bisa sampai sembilan bulan.
Pada saat yang bersamaan, ada sedikit kejadian aneh terjadi di kompleks kami. Yaitu keadaan di rumah kost yang berada di sebelah kanan kami jika kami menghadap ke arah depan atau jalan raya. Sebenarnya rumah kos itu sudah selama beberapa bulan ini penyewanya nyaris tidak ada.
Entah mengapa, beberapa minggu ini tiba-tiba menjadi cukup ramai dan anehnya mereka yang tinggal di situ selalu keluar dan duduk diluar dengan menggunakan masker. Mereka juga selalu berjemur jika pagi hari dari pukul 9 sampai pukul 11.00 siang, sambil bermain Hand Phone. Sehingga kami khawatir jika sebenarnya mereka juga terinfeksi Covid-19.