"Aah, masya begini?"
"Yang benar saja...?" Celetuk yang lainnya lagi.
"Ini model baru, ya?" Omel cewek-cewek yang pada lapar.
"Kok tidak ada sayurnya, Sar?" Tanya Acun penasaran.
"Tadi kan katanya hanya nasi bungkus." Jawab Baltasar tanpa merasa bersalah. Dia malahan sudah makan nasi tanpa sayur itu dengan tenangnya sambil berusaha menelan nasinya yang agak tersangkut di tenggrorokannya karena tidak ada kuah sayurnya.
"Memang nasi bungkus, tapikan biasanya ada sayurnya. Nah, yang ini juga nasi bungkus, tapi tidak ada sayurnya."
"Ku pikir kamu memang sengaja mau menghidangkan kami dengan nasi bungkus saja, tanpa sayur."
"Baltasar. Baltasar." Kata Acun sambil geleng-geleng kepala. "Yang namanya nasi bungkus itu pastilah dengan sayurnya. Kalau mau gurau itu ya sedang sedang juga kali, kami semua sudah pada lapar nih." Omel Acun sambil menggeleng-gelengkan kepalanya lagi.
"Tadi memang dia mau memberikan ku sayuran. Ku bilang memang nasi saja, sehingga sepertinya penjulnya itu keheranan." Jelas Baltasar lagi sambil tersenyum. "Kan kamu juga menggiyakan ketika kutanyakan kembali tadi apakah nasi bungkus tadi." Kata Baltasar mengingatkan Acun sama sekali tanpa rasa bersalah.
"Aku sungguh tidak menyangka perspeftif kamu beda." Kata Acun. "Kebiasaan orang kalau bilang nasi bungkus atau nasi kotak itu ya dengan sayurnya, tidak perlu dijelaskan lagi."
"Makanya memerintah itu harus jelas, jangan buat aku ragu."