"Kamu disarankan untuk mengajar di SMEA II saja." Kata Ibu itu sambil menatap Sangen.
"Tidak masalah, Bu." Jawab Sangen dengan yakin. "Saya selalu siap, yang penting bisa PPL."
"Tetapi ada sedikit kendala nih." Kata Ibu itu sepertinya ragu-ragu.
"Apa itu, Bu?" Tanya Sangen penasaran.
"Karena waktunya sudah sangat mepet, maka kamu sendirilah yang harus mengantarkan surat ini ke sana." Kata Ibu bagian akademik itu. "Kami tidak sempat untuk pergi ke sana. Kami sudah telpon sih, mereka sudah setuju dan hanya menunggu surat resmi ini saja sebagai tanda hitam diatas putihnya."
Lalu ibu bagian akademik itu mencari surat dari atas tumpukan berkas surat yang menggunung di meja di sampingnya, sepertinya memang sudah disiapkan dan sudah ditanda tangani oleh dekan FKIP.
"Nih, suratnya." Desisnya sambnil menyerahkan sepucuk surat yang sudah dimasukan ke dalam amplop kepada Sangen.
"Baik, Bu. Terima kasih banyak." Tukas Sangen. "Maaf, sepertinya saya terlalu merepotkan.
Sangen menerimanya dan setelah mengucapkan terima kasih diapun kembali ke tempat Baltasar di Fakultas Hukum.
"Sudah selesai urusannya?" Sapa Sangen ketika melihat kawan tetangga kostnya ini sudah duduk-duduk santai menunggu di bangku luar Fakultas.
"Sip. Tinggal lanjutkan analisisnya saja." Jawab Baltasar. "Kalau tidak ada halangan, beberapa bulan lagi kayaknya bisa kelar."