Mohon tunggu...
Aloysius Kristiawan
Aloysius Kristiawan Mohon Tunggu... Guru - Menabur Gagasan

Aloysius Kristiawan, S.Ag., Praefect Studiorum Seminari Menengah Santo Paulus Palembang. mengajar Pendidikan Agama, Logika dan Public Speaking.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arung Jeram Mencinta

28 April 2020   12:30 Diperbarui: 28 April 2020   12:35 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran persoalan ini membuat Ratmi mulai tidak simpatik terhadap sikap Badra. Bahkan dia mulai jijik terhadap Badra. Begitu halus namun dalam tikaman pengkhianatan yang dilakukan Badra. Meski pun Badra tidak mengakui perbuatannya terhadap Melly, namun Ratmi tidak langsung mempercayainya.

Belakangan kasus yang menerpa keluarga mereka tercium publik. Di sekolah, Ratmi makin merasa gerah. Ada yang kasihan terhadap Ratmi, namun ada juga yang memandangnya sinis. Meski terpojok, sebagai seorang ibu, Ratmi berusaha menyembunyikan persoalan ini dari buah hatinya. Belum waktunya mereka tahu apa yang terjadi. Dia hanya bisa menghibur dan membuat mereka untuk tetap bersikap baik.

Pagi ini Ratmi melihat hal yang tidak biasa pada Badra. Dia masih belum beranjak menuju ke tempat kerjanya.

"Belum berangkat kerja, mas?"

Jawaban yang diberikan semakin membuat Ratmi hancur. Ternyata Badra dikeluarkan dari pekerjaannya. Perbuatannya atas Melly sudah diketahui oleh banyak pihak, bahkan pimpinan tempat dia bekerja. Kasusnya telah mencemari dan mencederai institusi secara moral.

Oh, Tuhan, sungguh beruntun persoalan ini. Ratmi mulai kehabisan akal menerima kenyataan ini. Kebersamaan dengan Badra pun tidak bisa lagi dirasakan kenyamanannya. Apalagi Ratmi tahu bahwa Melly tidak berputus asa untuk menuntut pertanggungjawaban Badra. Keluarganya menuntut Badra menikahi Melly. Tuntutan itu sungguh tak pernah terbayangkan oleh Ratmi. Dalam hidupnya tidak pernah terlintas istilah perceraian.

Ratmi berada di persimpangan sikap. Persoalan yang berlarut-larut ini membuatnya sulit menemukan jalan terbaik. Saat ini dia memutuskan untuk berlalu dari kehidupan Badra. Dia tak ingin berlama-lama bersitegang dalam persoalan ini. Apalagi, Badra sendiri telah memutuskan mengambil tanggung jawab bersama Melly, dan melepas tanggung jawabnya bersama Ratmi dan anak-anak.

Meskipun berat, Ratmi memilih untuk meneladani ibunya. Dia dibesarkan cukup lama oleh ibunya dengan statusnya sebagai single parent setelah ayahnya meninggal dunia. Jika ibu mampu, dia bertekad bahwa dia pun mampu. Tinggal selanjutnya akan dia hadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Pengalaman bersama Badra sudah dia tinggalkan, dan kini Ratmi bersama dengan anak-anaknya mencoba menikmati hidup di kota lain yang lebih tenang.*** (Aloysius Kristiawan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun