Mohon tunggu...
Aloysius Kristiawan
Aloysius Kristiawan Mohon Tunggu... Guru - Menabur Gagasan

Aloysius Kristiawan, S.Ag., Praefect Studiorum Seminari Menengah Santo Paulus Palembang. mengajar Pendidikan Agama, Logika dan Public Speaking.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Arung Jeram Mencinta

28 April 2020   12:30 Diperbarui: 28 April 2020   12:35 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta, jika baru pertama kali jatuh dalam hidup seseorang tentu akan dirasa indah. Inilah kejatuhan yang paling indah dalam perjalanan hidup Ratmi. Dia jatuh cinta pada Badra. Kepribadiannya yang mampu menenangkan hati Ratmi menjadikan Badra sebagai pilihannya untuk menghabiskan seluruh hidup dalam jenjang yang lebih suci. Ratmi dan Badra pun mengikat janji dalam pernikahan suci.

Perjalanan cinta sebagai keluarga yang baru dirasakannya sebagai peristiwa terindah dalam hidup mereka. Keindahan semakin berwarna tatkala kerinduan untuk menimang bayi pun dikabulkan oleh Tuhan. Dia bertumbuh sehat dan lincah. Lengkap sudah kebahagiaannya sebagai seorang istri dan ibu.

Kebahagiaan seakan tiada berakhir

Banyak rekan mengatakan bahwa mereka sungguh keluarga yang diberkati Tuhan. Bahkan ada saja yang "iri" melihat kebahagiaan tersebut. "Wah, sepertinya kebahagiaan kalian tidak akan habis", demikian komentar yang sering terucap. Jika memang demikian, Ratmi hanya bisa bersyukur kepada Tuhan sambil berdoa bagi kebahagiaan mereka juga.

Jika merunut peristiwa yang dialami, ia sangat bersyukur semua berjalan lancar. Dia mampu bekerja sebagai pendidik dengan baik. Tidak ada persoalan yang sungguh berarti dan mengguncang. Demikian juga dengan Badra. Pekerjaannya di kantor pun menunjukkan tanda-tanda yang semakin baik. Relasinya dengan orang-orang penting pun membuatnya dikenal banyak kalangan.

Memang, sejak sebelum menikah, Badra sudah aktif dalam kegiatan kepemudaan. Dari situ juga awal perkenalanku dengannya. Keterampilannya dalam mencairkan suasana serta memberi motivasi bagi kaum muda mendatangkan tawaran dan undangan untuk mengisi acara pelatihan dan outbond oleh banyak pihak.

Cinta yang Menghambar

Kebahagiaan yang cukup lama dialami perlahan mulai mengalami perubahan. Di usia pernikahan yang keenam, Ratmi merasakan ada sedikit pergeseran. Ada perubahan sikap dalam diri Badra. Awalnya tidak ada hal yang begitu mencurigakan dalam sikapnya. Pekerjaan dan aktivitasnya yang cukup padat memang sudah dimaklumi oleh Ratmi. Hanya memang belakangan intensitasnya menjadi meninggi.

Tingginya mobilitas mas Badra mulai mengurangi intensitas pertemuannya dengan istri dan anak-anaknya. Sapaan-sapaan darinya mulai terasa sekadarnya. Seperti basa-basi belaka. Bahkan humor-humornya kepada anak-anak pun mulai berkurang. Awalnya Ratmi tidak terlalu mempersoalkan sikap tersebut. Hiburan yang diberikannya kepada anak-anak hanya berupa permintaan agar mereka memaklumi ayahnya.

"Ayah lagi banyak urusan pekerjaan. Jangan ganggu ayah dulu ya," itulah yang senantiasa dikatakan kepada anak-anak.

Hiburan yang diberikannya kepada anak-anak ternyata tak mampu membendung kerinduan mereka akan sosok ayah seperti sebelumnya. Mereka tetap berperilaku seperti biasa. Bermain-main, bermanja-manja untuk menarik hati Badra. Namun dia hanya memberi respon seadanya. Respon yang hambar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun