Mohon tunggu...
Melisa Fitria Regina
Melisa Fitria Regina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Gen Z Dalam Menjaga Ketahanan Nasional Melalui Bela Negara

22 Desember 2024   00:43 Diperbarui: 22 Desember 2024   00:43 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Bela negara merupakan kewajiban fundamental bagi setiap warga negara Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945): "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela Negara," dan Pasal 30Ayat (1): "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara." Bela negara tidak hanya terbatas pada kesiapan militer, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari yang berkontribusi pada ketahanan nasional, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan politik (Permana, 2021). Dalam konteks ini, bela negara menjadi upaya bersama setiap warga negara tanpa memandang apapun untuk menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, dan identitas bangsa dari berbagai ancaman, baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Ketahanan nasional, yang terdiri dari dimensi politik, ekonomi, sosial-budaya, serta pertahanan, merupakan landasan utama bagi sebuah negara untuk bertahan dan berkembang dalam menghadapi berbagai tantangan global yang semakin kompleks. Ketahanan nasional adalah kondisi di mana bangsa memiliki kemampuan untuk menghadapi segala bentuk ancaman dan tantangan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri baik secara langsung maupun tidak langsung, demi menjaga kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa dan negara (Suryohadiprojo, 1997)

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, muncul generasi baru yang dikenal dengan istilah Generasi Z, yang merupakan generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Generasi Z dapat disebut sebagai Generasi Internet. Bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan Generasi Z atau yang akrab disapa dengan Gen Z memiliki karakteristik tersendiri karena mereka tumbuh dan berkembang di era pesatnya digitalisasi dengan akses yang luas terhadap informasi dan teknologi. Teknologi dan inovasi menjadi alat utama bagi generasi ini dalam berinteraksi dan menyelesaikan masalah, sehingga mereka memiliki potensi besar untuk memajukan bela negara dengan cara-cara yang berbeda dari generasi sebelumnya terlebih Gen Z juga memiliki kepribadian yang berbeda dibandingka dengan generasi-generasi sebelumnya. Generasi ini bercirikan multitasking, memiliki kecerdasan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi sebagai proses kreatif, dan merupakan pemikir yang sangat kritis (Christiani & Ikasari, 2020)

Dapat dikatakan Gen Z memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam bela negara, terutama di bidang digital. Salah satu ciri yang khas dari generasi ini adalah kemampuan mereka untuk multitasking. Menurut jurnal Buletin Psikologi Universitas Gadjah Mada, multitasking merujuk pada kemampuan untuk melakukan beberapa tugas atau aktivitas secara bersamaan atau dalam periode waktu yang relatif singkat (Wulanyani, 2015). Mereka terbiasa untuk mengelola berbagai aktivitas sekaligus, seperti menggunakan beberapa aplikasi atau platform media sosial secara bersamaan, yang mencerminkan tingkat adaptasi tinggi terhadap teknologi. Keterampilan ini, jika dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi kekuatan besar dalam menghadapi tantangan global yang dihadapi negara saat ini. Keahlian Generasi Z dalam teknologi, terutama dalam penggunaan digital sebagai proses kreatif, membuka peluang besar dalam berbagai aspek bela negara. Mereka tidak hanya menggunakan teknologi untuk komunikasi, tetapi juga untuk menciptakan konten, mengembangkan aplikasi, dan menyebarkan informasi secara efektif. Dalam konteks bela negara, kemampuan ini bisa digunakan untuk mempromosikan nilai-nilai kebangsaan, mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mempertahankan kedaulatan, serta melawan ancaman seperti disinformasi atau hoaks yang dapat merusak persatuan bangsa. Generasi Z bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga dan memperkuat ideologi Pancasila melalui media digital dengan cara yang lebih menarik dan relevan untuk masyarakat luas. Selain itu, Generasi Z dikenal sebagai pemikir yang sangat kritis. Mereka cenderung mempertanyakan segala sesuatu dan mencari jawaban dengan cara yang analitis dan objektif. Sikap kritis ini sangat penting dalam konteks bela negara di dunia digital, di mana informasi yang tidak terverifikasi dapat dengan cepat tersebar dan mempengaruhi opini publik. Dengan kecerdasan kritis ini, Generasi Z dapat membantu menyaring informasi yang tidak akurat atau berbahaya, sehingga memperkuat ketahanan informasi dan menjaga stabilitas sosial (Sakitri, 2021).

Generasi Z memiliki potensi yang sangat besar untuk berperan aktif dalam bela negara di era digital. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya mempertahankan nilai-nilai kebangsaan, tetapi juga memperkuat ketahanan nasional Indonesia di dunia maya, dan menghadapi tantangan baru yang terus berkembang. Saat ini, bela negara tidak lagi terbatas pada pengangkatan senjata atau pertempuran fisik, tetapi juga mencakup peran serta dalam berbagai aspek kehidupan modern. Salah satunya adalah pemanfaatan teknologi sebagai wadah untuk berkontribusi dalam mempertahankan kedaulatan negara. Generasi Z, yang tumbuh di era digital, memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyebarkan pesan positif, memperkuat semangat nasionalisme, dan melawan ancaman yang muncul di dunia maya seperti disinformasi, ekstremisme, atau cybercrime. Dengan cara ini, bela negara di era digital menjadi suatu bentuk perjuangan baru, di mana setiap individu dapat berperan aktif dalam menjaga dan melindungi integritas negara melalui penggunaan teknologi yang bijak dan bertanggung jawab (Prasetya, 2020). Dengan begitu artikel ini akan membahas bagaimana Generasi Z dapat berperan aktif dalam menjaga ketahanan nasional Indonesia dan menghadapi tantangan globalisasi. Dalam konteks ini, peran Generasi Z dalam bela negara mencakup pemanfaatan teknologi, partisipasi aktif di media sosial, serta ide-ide inovatif yang dapat memperkuat ketahanan nasional.

Metode

Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena sosial atau manusia dari sudut pandang partisipan. Pendekatan ini bertujuan untuk menggali makna, pengalaman, dan pandangan individu atau kelompok dalam konteks tertentu. Penelitian kualitatif sangat berguna untuk memperoleh wawasan mendalam dan detail yang mungkin tidak dapat dicapai melalui metode kuantitatif. (Kuantitatif, 2016).   Pendekatan ini dipilih karena fokus utama artikel adalah untuk menggali pemahaman yang lebih dalam tentang peran generasi Z dalam bela negara, serta melihat bagaimana karakteristik khas mereka dapat dimanfaatkan dalam memperkuat ketahanan nasional Indonesia. Pendekatan kualitatif memungkinkan penulis untuk mengeksplorasi topik secara lebih luas dan mendalam, serta memahami berbagai faktor yang mempengaruhi potensi generasi Z dalam bela negara, baik itu dari aspek sosial, teknologi, maupun budaya.

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan fenomena yang ada (Fadli, 2021). Dalam hal ini peran generasi Z dalam konteks bela negara. Metode ini akan menggambarkan karakteristik generasi Z, peran mereka di bidang teknologi, serta tantangan dan peluang yang mereka hadapi dalam berkontribusi pada ketahanan nasional Indonesia. Dengan pendekatan deskriptif, penulis dapat menyusun gambaran yang jelas dan komprehensif mengenai keterlibatan generasi Z dalam memajukan dan memperkuat ketahanan negara di dunia digital.

Sumber data yang digunakan dalam artikel ini meliputi literatur terkait bela negara dan ketahanan nasional, serta studi tentang karakteristik generasi Z. Literasi tentang bela negara dan ketahanan nasional memberikan dasar teoritis mengenai pentingnya peran setiap warga negara dalam menjaga keutuhan negara (Suryatni, 2019), sementara studi tentang generasi Z membantu memahami nilai, kecenderungan, serta kebiasaan generasi ini dalam menggunakan teknologi dan media sosial (UMSIDA, 2024). Literatur yang digunakan mencakup buku, jurnal, artikel ilmiah, serta dokumen resmi yang relevan dengan topik ini.

Selain itu, artikel ini juga mengandalkan analisis data sekunder yang berasal dari artikel, jurnal, dan penelitian terkait. Data sekunder ini berguna untuk mengumpulkan informasi tambahan yang relevan dan memperkuat argumen dalam pembahasan artikel. Penulis menganalisis berbagai hasil penelitian sebelumnya mengenai peran generasi Z dalam bidang sosial, teknologi, dan bela negara untuk mendukung hipotesis dan menjelaskan kontribusi mereka terhadap ketahanan nasional Indonesia.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif ini, penulis bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih jelas mengenai bagaimana generasi Z dapat berperan dalam menjaga ketahanan nasional Indonesia, khususnya melalui saluran digital seperti teknologi, media sosial, dan partisipasi sosial. Hal ini memungkinkan pembaca untuk memahami potensi dan tantangan yang dihadapi oleh generasi Z dalam kontribusinya terhadap bela negara di era modern yang sangat dipengaruhi oleh teknologi dan informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun