Mohon tunggu...
Melinda Nurdin
Melinda Nurdin Mohon Tunggu... Penegak Hukum - A dreamer and i tried to make that dream come true.

Halo, semua! Mari belajar bersama! :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bullying Verbal Beserta Dampak yang Ditimbulkannya

18 Januari 2021   12:07 Diperbarui: 10 Juli 2021   19:30 2163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    4. Bullying Elektronik

Jenis ini adalah bentuk bullying melalui internet dan media sosial. Korban terus menerus mendapatkan pesan negatif dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial lainnya. Bentuknya berupa mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar dengan anonim, meninggalkan pesan voicemail yang kejam, membuat website yang memalukan bagi si korban, hingga korban dihindari atau dijauhi dari obrolan chatting.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa bullying memiliki 4 jenis yang terdiri dari fisik,verbal, relasional (sosial) dan elektronik. Masing-masing dari seluruh jenis bullying ini memiliki dampaknya sendiri. Akan tetapi, pada artikel ilmiah ini, yang akan dibahas lebih lanjut adalah mengenai bullying verbal dan dampak yang ditimbulkan dari adanya bullying verbal tersebut.

  • Bullying Verbal

Seperti yang telah disebutkan pada jenis bullying diatas, bahwasannya bullying verbal merupakan jenis bullying yang paling banyak atau umum terjadi di dalam lingkungan sekolah ataupun masyarakat. Bullying verbal ini merupakan jenis bullying yang dilakukan secara lisan, baik secara langsung kepada korban maupun secara tidak langsung dengan dari lisan ke lisan lain. Menurut Coloroso dalam (Sapitri, 2020:15-17), bentuk dari bullying verbal dapat berupa pemberian julukan nama yang tidak baik (buruk), celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual.

Tidak hanya itu, berdasarkan data pada karya tulis ilmiah penulis, korban bullying verbal menerima perlakuan berupa pengejekan hingga pada pengejekan dan penghinaan terhadap fisik (body shaming), sindiran, gosip dan pembentakan. Pelaku dari bullying verbal ini kadangkala sering dilakukan oleh teman sebaya dalam pergaulannya, orang asing dalam sosial media, hingga guru dan orang tua yang seringkali melontarkan perkataan buruk seperti membanding-bandingkan, merendahkan dan menuntut yang mana membuat orang yang mendapatkan perkataanya tersebut alih-alih merasa terdorong dan termotivasi, yang terjadi adalah sebaliknya dengan merasa dirinya rendah, tertekan dan down.

Dari bentuk-bentuk tersebut, mungkin saja kita sendiri pernah atau sering melakukannya kepada teman ataupun orang lain dengan maksud candaan tanpa tahu bahwa perkataan tersebut telah menyakiti orang yang dituju. Misalnya, memanggil seseorang dengan julukan yang kita berikan dan mengundang tawa banyak orang yang melihatnya.

Seseorang yang mengalaminya pun akan merasa sakit hati sekaligus malu, tetapi tidak dapat mengatakannya. Akibat yang terjadi adalah ia menjadi tidak percaya diri karena julukan nama yang diberikan serta merasa bahwa harga dirinya rendah. Dengan demikian, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perkataan seseorang tersebut telah termasuk ke dalam bullying verbal yang telah melukai perasaannya.

Lain hal jika yang mengalaminya ini tidak merasa takut dan terintimidasi serta berani untuk membela dirinya, maka kejadian itu tidak termasuk bullying. Sebab bullying adalah suatu situasi dimana korban tidak mampu membela dan merasa takut untuk mengatakan apa yang dirasakannya. Namun kembali lagi kepada diri masing-masing orang, kadangkala kita tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya dirasakan karena adanya rasa tidak enak.

Rasa tidak enak biasanya lebih sering ditemui pada orang-orang yang telah memiliki kedekatan erat seperti halnya kerabat dan keluarga. Sehingga dengan rasa tidak enakan tersebut membuat kita memilih untuk memendam apa yang dirasakan. Rasa yang terpendam ini memunculkan adanya dampak terhadap diri korban yang tidak jarang membekas dalam diri mereka hingga seumur hidupnya.

Bullying verbal memiliki dampak yang dapat memengaruhi hidup orang yang mengalami (korban). Dampaknya dapat berupa berjangka pendek yang bersifat sementara dan berjangka panjang yang bersifat cukup lama. Ketika korban mengalami semua bentuk tindakan bullying, seluruh perkataan buruk yang diterimanya akan berbuah menjadi dampak yang mengkristal dalam dirinya. Menurut Ani dan Nurhayati (2019:98), setelah mengkristalnya dampak ini, maka korban akan merasakan bahwa kepercayaan diri yang dimilikinya melonjak turun menjadi relatif rendah, yang tentu berpengaruh dalam kehidupan individu serta sosialnya, tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik, mudah marah, dan cenderung menjadi pemurung.

Dalam lingkungan pendidikan, korban akan merasa enggan untuk pergi ke sekolah karena takut dengan perkataan buruk yang dilontarkan oleh guru ataupun teman-temannya. Mereka juga merasa dendam atas perlakuan yang diterimanya. Bahkan, terdapat korban yang menjadi berlaku kasar kepada guru dan teman-temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun