Mohon tunggu...
Melinda Linda
Melinda Linda Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menjahit membaut acecorris

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak 4-5 Tahun TKK BPK Penabur Guntur

25 November 2023   16:04 Diperbarui: 25 November 2023   16:08 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu Kata Bergambar/dokpri

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK K2A TKK BPK PENABUR GUNTUR BANDUNG

Melinda

TKK BPK PENABUR GUNTUR

melinda100585@gmail.com

Abrak

 

Abstrak Subyek penelitian adalah anak kelompok K2 pada TK BPK PENABUR Guntur Bandung tahun pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 14 anak yang terdiri atas 6 anak laki-laki dan 8 anak perempuan dengan usia rata-rata 5-6 tahun. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, dengan setiap siklusnya dilaksanakan 2 kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yaitu mulai Bulan November sampai dengan Desember  2021.

Cara pengambilan data dalam penelitian ini adalah data tentang situasi belajar mengajar diperoleh dari lembar observasi. Berdasarkan hasil analisis data pada tiap siklus, terlihat bahwa hasil dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pelaksanaan pembelajaran dan hasil analisis data siklus I, untuk aktivitas anak diperoleh skor ketuntasan klasikal sebesar 64% dan bahkan meningkat signifikan pada siklus II menjadi 85%. Melalui kartu kata bergambar anak-anak mengalami peningkatan secara signifikan. Jadi berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak di kelas K2A TKK BPK PENABUR Guntur Bandung.

Kata Kunci : Kemampuan Berbahasa, Permainan kartu

 

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Anak usia dini merupakan individu yang berbeda unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa ini disebut masa keemasan (golden age) dimana seluruh stimulasi dan aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya . Pada akhir tahun pertama kelahiran anak dan menjelang awal tahun kedua, perkembangan dan pertumbuhan anak yang menonjol yakni mulai menunjukkan kemampuannnya untuk dapat kemampuan berbahasa. Berbahasa pada anak usia dini harus dikembangkan secara optimal agar anak mampu mengekspresikan pemikirannya dengan kata-kata yang tepat. Perkembangan berbahasa pada anak sudah dimulai sejak sebelum lahir. 

Apabila anak berhasil berkomunikasi, yang ditampilkan melalui ragam isyarat, wajah, gerak, dan perilaku dengan orang tuanya atau pengasuhnya, maka saat itu anak-anak mulai mengenal kekuatan bahasa sebagai penyebab terjadinya sesuatu. Bahasa tidak hanya sekedar merupakan media komunikasi dalam bercakap-cakap sehari-hari tetapi bahasa juga merupakan media dalam mengungkapkan isi hati, keinginan dan sebagainya serta melalui bahasa kita dapat mengetahui perbuatan yang baik dan buruk dalam bentuk lisan, tertulis, isyarat/bahasa tubuh. Standar Kompetensi membaca dan menulis pada anak usia dini 4-6 tahun TK adalah anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis (Depdiknas, 2004:23). Dengan demikan anak usia 5-6 tahun diharapkan mampu memenuhi standar tersebut. Melalui penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan  Kemampuan Berbahasa Anak K2A dimana dunia anak-anak adalah dunia bermain.  Peran lingkungan dalam hal ini pendidikan anak usia dini sangat penting untuk memberikan rangsangan atau stimulasi yang bersifat menyeluruh guna mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan anak melalui kegiatan belajar dan bermain. Pentingnya peran layanan pendidikan anak usia dini dikemukakan oleh Sofia Hartati (2005: 11-12), bahwa pembelajaran pada usia dini merupakan wahana yang memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak guna mencapai harapan yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (2009:11), disebutkan bahwa salah satu standar PAUD yang tertuang dalam tingkat pencapaian perkembangan, yang berisi kaidah pertumbuhan dan 2 perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman yaitu nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, serta sosial-emosional. Salah satu aspek yang dikembangkan sejak usia dini ialah bahasa. Kemampuan bahasa sangat penting bagi anak, karena dipakai oleh anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan, dan lain-lain untuk kepentingan pribadinya (Suhartono, 2005: 8). Bahasa merupakan media komunikasi karena memberikan keterampilan kepada anak untuk dapat berkomunikasi dan mengekspresikan dirinya agar anak dapat menjadi bagian dari kelompok sosialnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (2009: 3-11), disebutkan bahwa salah satu standar PAUD yang tertuang dalam tingkat pencapaian perkembangan, yang berisi kaidah pertumbuhan dan 2 perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman yaitu nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, serta sosial-emosional. Salah satu aspek yang dikembangkan sejak usia dini ialah bahasa. Kemampuan bahasa sangat penting bagi anak, karena dipakai oleh anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan, permintaan, dan lain-lain untuk kepentingan pribadinya (Suhartono, 2005: 8). Bahasa merupakan media komunikasi karena memberikan keterampilan kepada anak untuk dapat berkomunikasi dan mengekspresikan dirinya agar anak dapat menjadi bagian dari kelompok sosialnya. Perkembangan bahasa anak usia dini menurut Rita Eka Izzaty, Siti Partini Suardiman, Yulia Ayriza, Purwandari, Hiryanto, dan Rosita Endang Kusmaryani (2008: 107-109), secara keseluruhan mencakup kemampuan mendengar, berbicara, menulis dan membaca. Salah satu bagian dari perkembangan bahasa ialah membaca. Menurut Mohammad Fauzil Adhim (2004: 25), membaca merupakan proses yang kompleks. Pada tahap ini anak mulai menunjukan proses berfikir yang jelas, anak mulai mengenali beberapa simbol dan tanda, termasuk bahasa dan gambar. Penguasaan bahasa anak sudah sistematis, anak dapat melakukan permainan simbolis, namun pada usia ini anak masih egosentris. Kemampuan membaca sudah dapat dikembangkan di Taman Kanak-kanak, seperti yang dikemukakan oleh Nurbiana Dhieni, dkk. (2008: 5.4), salah satu aspek kemampuan yang harus dikembangkan ialah kemampuan membaca dan menulis. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (2009: 13).  Media kartu kata bergambar adalah kartu yang berisi kata-kata dan terdapat gambar yang merupakan salah satu jenis dari media grafis yang efektif untuk menstimulasi kemampuan membaca. Media grafis yang merupakan media visual untuk menyajikan fakta, ide, dan gagasan melalui kata-kata, kalimat, angkaangka, dan berbagai simbol atau gambar (Dina Indriana, 2011: 61). Media kartu kata bergambar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengembangan dari media kartu kata dan media gambar, sehingga karakteristik media ini adalah media tersebut dilengkapi kata sebagai keterangan gambar untuk mengenalkan konsep gambar dengan lambang hurufnya. Mohammad Fauzil Adhim (2004: 71), menjelaskan bahwa kata-kata yang digunakan dalam kartu kata adalah kata yang sudah akrab dengan kehidupan anak, keakraban anak dengan kata-kata ini akan sangat membantu 5 meningkatkan responnya dalam kegiatan membaca. Mohammad Fauzil Adhim (2004: 68- 69), menjelaskan bahwa media kartu kata bergambar ini mudah untuk disusun sendiri oleh guru untuk mengajari anak membaca, karena anak akan lebih mudah belajar dengan melihat tipe huruf yang sama, selanjutnya dengan membuat sendiri alat bantu belajar maka akan meningkatkan keterlibatan psikis guru, guru cenderung lebih bersungguh-sungguh dalam mengajari anak membaca, lebih menghargai proses, dan lebih sabar dalam menjalaninya apabila sedari awal ikut merasakan bagaimana jerih payah membuat kartu kata untuk anak. Penggunaan media kartu kata bergambar ini dapat membawa anak pada lingkungan belajar yang menyenangkan dalam pembelajaran guna meningkatakan kemampuan Bahasa anak TKK BPK PENABUR Guntur dengan menggunakan media kartu kata bergambar.

 Analisis Data

Hasil analisis dari data yang didapat, penulis akan membahas tentang pengolahan data dan analisis data yang telah penulis peroleh melalui penelitian yang dilakukan, dengan menggunakan metode dan instrumen yang penulis tentukan pada bab sebelumnya. Adapun data-data tersebut penulis dapatkan melalui observasi dan wawancara sebagai metode pengumpulan data. Penulis menggunakan dokumentasi sebagai metode yang mendukung untuk melengkapi data yang tidak penulis dapatkan melalui observasi. Penelitian ini merupakan penelitian dekskriktif kualitatif, yang merupakan hasil dari observasi, dan dokumentasi yang telah penulis lakukan. Penelitian ini dilakukan di TKK BPK PENABUR Guntur. Pengambilan data dilakukan kurang lebih selama 2 bulan, dalam penelitiannya dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus dan setiap siklusnya dilaksankan 2 pertemuan. Adapun jumlah anak K2A yang dilakukan penelitian yaitu 14 anak terdiri dari 6 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Adapun penelitian dilakukan dengan dua siklus masing-masing siklus dilakukan dua kali pertemuan, diawali dengan masa pra-observasi dimana peneliti melakukan observasi pada anak K2A TKK BPK PENABUR Guntur tanpa diberikan Tindakan melalui kartu kata bergambar dimana anak-anak masih banyak yang belum mengetahui kata dan ada pada tingkatan anak yang belum berkembang juga mulai berkembang. Berikut penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus 2 setelah diberikan tindakan.

Siklus I 

a. Perencanaan 

Pada tahap ini yang akan dilakukan adalah kegiatan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran harian, lembar observasi kemampuan Berbahasa Anak melalui Permainan Kartu Kata Bergambar Pada Siklus I

b. Pelaksanaan 

Tindakan Dalam tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Untuk dapat menyesuaikan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) menyangkut kemampuan Berbahasa melalui penerapan Permainan Kartu Kata Bergambar yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran tiap siklusnya.

 

c. Hasil Observasi 

Hasil observasi diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer yang dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mengisi lembar observasi aktivitas anak menyangkut Kemampuan Berbahasa melalui kegiatan penerapan Permainan Kartu Kata Bergambar dan aktivitas guru untuk merekam jalannya proses pembelajaran. Dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan,dari pra tindakan sampai dengan siklus I pertemuan 1 didapatkan bahwa proses pembelajaran belum sesuai dengan yang diharapkan karena masih terdapat kekurangan-kekurangan baik dari pihak guru sendiri maupun dari pihak anak didik, antara lain; Guru belum memaksimalkan peran siswa dalam pembelajaran, masih ada siswa yang tidak aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah disepakati, kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru, guru juga jarang menerapkan prinsip pembelajaran anak usia dini yaitu belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar, serta jarang menerapkan ragam permainan dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran. Untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran saat penelitian tindakan kelas berusaha untuk melaksanakan ragam permainan yang menarik minat anak salah satunya adalah dengan menerapkan permainan kartu kata bergambar pada pertemuan ke 2 siklus I, dan nanti akan  dilanjutkan lagi pada siklus II untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa setelah dianalisa diperoleh data persentase keberhasilan secara klasikal tentang Kemampuan Berbahasa adalah sebagai berikut :

Tabel 1: Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Kegiatan Siklus 1

No

Aspek yang dinilai

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Keterangan

1

Mampu menyebutkan huruf a-z

6 anak (43%)

7 anak (50%)

TT

2

Mampu menyebutkan dan menggelompokkan huruf vokal dan konsonan

5 anak (35%)

6 anak (43%)

TT

3

Mampu menyebutkan nama gambar

7 anak (50%)

8 anak (57%)

TT

4

Mampu menghubungkan gambar dengan kata

6 anak (43%)

7 anak (50%)

TT

5

Mampu menunjukkan huruf yang diminta

7 anak (50%)

7 anak (50%)

TT

6

Dapat menyebutkan kata dengan membunyikan nama huruf yang ada pada kata tersebut

6 anak (43%)

7 anak (50%)

TT

 

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa diperoleh kemampuan Berbahasa Melalui Permainan kartu kata bergambar Pada Siklus I. Tingkat kemampuan Berbahasa anak ini tergolong masih rendah, karna belum mencapai persentase keberhasilan yang telah ditetapkan, dari total jumlah skor hasil rekapitulasi data pada siklus diatas rata-rata dibawah 60% dari total anak dikelas K2A 14 anak.

Siklus II

Hasil Penelitian Siklus II Proses pembelajaran pada siklus II diawali dengan pemberian umpan balik dari hasil evaluasi yang diberikan. Oleh karena itu, sebelum mendiskusikan kegiatan main yang akan dilakukan guru menghimbau agar anak-anak dapat lebih siap lagi permainan kata menggunakan kartu kata bergambar serta anak-anak yang sebelumnya telah dihimbau untuk meyiapkan kartu huruf dari a-z dengan hruf vokal a, i, u, e, o sebanyak 2-3 huruf. Dimana melalui huruf-huruf tersebut anak akan menyusun  huruf-huruf tersebut menjadi sebuah kata sesuai dengan perintah guru.

a. Perencanaan Siklus II

Pada tahap siklus 2 ini perencanaan dilakukan lebih pada anak mempersiapkan huruf-huruf a-z dan huruf vokal sebanyak 2-3 huruf. Dimana melalui huruf-huruf tersebut anak dapat merangkai kata melalui instruksi yang diberikan oleh guru. Anaka-anak dapat terlihat jelas bahwa anak-anak sudah paham dengan huruf-huruf yang mereka siapkan.

b. Pelaksanaan 

Tindakan Dalam tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Untuk dapat menyesuaikan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) menyangkut kemampuan Berbahasa melalui penerapan Permainan Kartu Kata Bergambar yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran tiap siklusnya.

c. Hasil Observasi 

Hasil observasi diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer yang dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mengisi lembar observasi aktivitas anak menyangkut Kemampuan Berbahasa melalui kegiatan penerapan Permainan Kartu Kata Bergambar dan aktivitas guru untuk merekam jalannya proses pembelajaran. Pada tahap du aini terlihat sekali antusis anak dalam mengenal huruf melalui kartu kata bergambar. Mereka begitu semangat ketika akan dilakukan pembelajaran bermain kata melalui kartu kata bergambar.  Dari hasil siklus kedua pertemuan pertama masih ada beberapa anak yang masih belum terlalu paham dengan kata yang diberikan oleh guru, namun pada pertemuan kedua siklus kedua ada banyak kemajuan dan peningkatan yang dilihat yaitu pada siklus kedua pertemuan pertama rata-rata masih berada di 64%, namun pada pertemuan kedua terjadi peningkatan yang signifikan yaitu rata-rata 85% disini terlihat jelas sekali peningkatannya. Anak-anak sudah mampu membuat kata dengan kartu kata bahkan mengerti kata apa yang diperintahkan guru melalui huruf-huruf yang meereka perlihatkan. 

Hasil Observasi Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Kegiatan Siklus II

No

Aspek yang dinilai

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Keterangan

1

Mampu menyebutkan huruf a-z

8 anak (57%)

12 anak (85%)

Tuntas

2

Mampu menyebutkan dan menggelompokkan huruf vokal dan konsonan

9 anak (64%)

11 anak (78%)

Tuntas

3

Mampu menyebutkan nama gambar

8 anak (57%)

10 anak (71%)

Tuntas

4

Mampu menghubungkan gambar dengan kata

8 anak (57%)

12 anak (85%)

Tuntas

5

Mampu menunjukkan huruf yang diminta

9 anak (64%)

11 anak (78%)

Tuntas

6

Dapat menyebutkan kata dengan membunyikan nama huruf yang ada pada kata tersebut

8 anak (57%)

12 anak ( 85%)

Tuntas

Tingkat kemampuan berbahasa anak ini tergolong tinggi. Oleh karena, itu maka kemampuan berbahasa sudah mencapai tingkat perkembangan sesuai dengan rencana yaitu berkembang sesuai harapan (BSH), bahkan banyak yang kemampuan berbahasanya berkembang sangat baik setelah peneliti melakukan 2 kali tindakan kelas sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. 

d.  Refleksi

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan bahasa  pada anak usia dini melalui hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II, kegiatan pembelajaran sudah dapat berjalan dengan baik, dimana hasil observasi kemampuan Berbahasa Melalui Kegiatan Permainan kartu kata bergambar dapat dikategorikan anak sudah mencapai tingkat perkembangan sesuai harapan, dilihat dari setiap kegiatan pembelajaran begitu juga aktivitas guru sudah tergolong Sangat Baik. Dari hasil analisis terhadap hasil observasi anak, persentase ketuntasan secara klasikal sudah mencapai 85% artinya sudah 85% atau lebih anak sudah mencapai tingkat perkembangan. Oleh karena itu penelitian ini dihentikan sampai siklus II sesuai dengan perencanaan. Pada siklus II pembelajaran yang dilakukan sidah baik, motivasi yang diberikan dan jumlah kartu kata juga ditambah lebih banyak dan bervariasi sehingga pada siklus II menunjukkan hasil yang maksimal.

 

Kesimpulan 

Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di TKK BPK PENANUR Guntur diperoleh kemampuan Berbahasa Melalui Permainan kartu kata bergambar Pada Siklus I. Tingkat kemampuan Berbahasa anak ini tergolong masih rendah, karna belum mencapai persentase keberhasilan yang telah ditetapkan, dari total jumlah skor hasil rekapitulasi data pada siklus diatas rata-rata dibawah 60% dari total anak dikelas K2A 14 anak. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II makan melalui permainan kartu kata bergambar pada tahap dua ini terlihat sekali antusis anak dalam mengenal huruf melalui kartu kata bergambar. Mereka begitu semangat ketika akan dilakukan pembelajaran bermain kata melalui kartu kata bergambar.  Dari hasil siklus kedua pertemuan pertama masih ada beberapa anak yang masih belum terlalu paham dengan kata yang diberikan oleh guru, namun pada pertemuan kedua siklus kedua ada banyak kemajuan dan peningkatan yang dilihat yaitu pada siklus kedua pertemuan pertama rata-rata masih berada di 64%, namun pada pertemuan kedua terjadi peningkatan yang signifikan yaitu rata-rata 85% disini terlihat jelas sekali peningkatannya. Anak-anak sudah mampu membuat kata dengan kartu kata bahkan mengerti kata apa yang diperintahkan guru melalui huruf-huruf yang meereka perlihatkan. Maka dari data hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti makan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak pada anak usia dini khususnya pada anak K2A  TKK BPK PENABUR Guntur.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Guru sebaiknya memahami pentingnya kemampuan memngenal kata bagi anak usia dini.
b. Guru sebaiknya mampu mengatasi permasalahan kesulitan kemampuan anak dalam membedakan huruf, bunyi huruf, dan mengenal kata.

c. Guru sebaiknya menyajikan pembelajaran yang sederhana dan mampu dipahami oleh anak. 2. Bagi Orang tua diharapkan dapat mengembangkan kemampuan mengenal kata permulaan anak melalui kegiatan yang menyenangkan dimana dapat meningkatkan kemampuan bahasa  anak melalui media kartu kata bergambar yang mampu merangsang kemampuan mengenal huruf, kata permulaan anak. Kegiatan ini dapat dilakukan di rumah untuk mengasah kembali kemampuan mengenal kata bagi anak.

 

C. Penutup

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti sadar masih banyak kekurangan dalam penyanjian peneltian tinakan kelas penggunakan media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak K2A TKK BPK PENABUR Guntur, maka dari itui peneliti sangat menerima masukan dan kritikan yang membangun demi kebaikan dalam penelitian berikutnya. Terima kasih kepada semua pihak, baik bapak/ibu Yayasan BPK PENABUR BANDUNG, Ibu Dahlia Olga yang telah membimbing dan bapak/ibu pendamping juga rekan-rekan yang telah memotivasi dalam melakukan penelitian ini. Tuhan Yesus Memberkati. 

DAFTAR PUSTAKA

Arif. S. Sadiman, Raharjo. Anung Haryono, Rahardjito (2006). Media Pendidikan , Jakarta. Rajawali Pers

Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Pers

Departemen Pendidikan Nasional 2004. Pedoman Pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Dikti

Hurlock, Elizabeth. B. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Erlangga

Kirana Rahmalya, Penerapan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak di Taman Kanak-kanak Al-Kaustar Bandar Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan  Universitas Intan Lampung 2019

Lilis Madyawati, Stategi Pengembangan Bahasa Pada Anak. (Jakarta: Kencana, 2017)

Moh. Fauziddin.2016. Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui Kerja Kelompok pada Anak Kelompok A TK Kartika Solo Kabupaten Kampar. Jurnal PG PAUD STIKIP PTT: Vol 2 No 1

Nurbiana Dhieni, Lara Fridani, Gusti Yarmi, Nany Kusniati & Sriwulan. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Pangastuti, Ratna. 2017. Pengenalan Abjad

Susanto. Ahmad.2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana

Susanto, Ahmad.2017. Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Teori. Jakarta: Bumi Aksara

Sofia Hartati, (2005). Mengembangkan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi

Sujiono Yuliani Nurani, 2013. Kosep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT :Indeks

Slamet Suryanto. (2005b). Pembelajaran Untuk Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi

Slamet Suyanto. (2005a). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing

Syamsu Yusuf L N, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Rosdakarya, 2009).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun