ABK sering kali mendapat stigma negatif, dilabeli sebagai anak dengan keterbatasan. Padahal, ada pula anak yang berkebutuhan khusus karena memiliki potensi atau kecerdasan luar biasa, yang kita sebut dengan anak jenius.
Mereka adalah anak-anak yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi dan berbakat pada bidang-bidang tertentu, seperti seni, olahraga, dan kepemimpinan.
Untuk mengakomodasi dan mengembangkan kecerdasan anak jenius secara optimal, tentu saja kita tidak dapat memperlakukan mereka layaknya anak normal pada umumnya.
Perlakuan untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Baik orang tua maupun pendamping, harus mengetahui karakteristik dan kebutuhan anak agar dapat memberikan perlakuan yang tepat dan memenuhi kebutuhannya.Â
Ada 12 macam anak berkebutuhan khusus (ABK):
Anak disabilitas penglihatan (tunanetra), baik gangguan penglihatan menyeluruh (total) atau sebagian (low vision).
Anak disabilitas pendengaran (tunarungu), baik sebagian ataupun menyeluruh. Biasanya disertai dengan kesulitan dalam berbahasa dan berbicara.
Anak disabilitas intelektual (tunagrahita) adalah anak yang memiliki tingkat intelegensi dibawah rata-rata anak seusianya, sehingga mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Anak disabilitas fisik (tunadaksa) adalah anak yang mengalami gangguan gerak akibat kelumpuhan, tidak lengkap anggota badan, kelainan bentuk dan fungsi tubuh atau anggota gerak.
Anak disabilitas sosial (tunalaras) adalah anak yang memiliki kesulitan untuk mengendalikan emosi dan kontrol sosial, serta berperilaku menyimpang.
Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).Â
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!