Saya jadi ingat tentang kejadian kartun Spongebob Squarepants yang terkena sensor gara-gara Sandy si tupai mengenakan bikini. Menurut saya, sensor ini malah tidak perlu, karena sensor ini malah menimbulkan rasa penasaran pada si anak.Â
Lagipula, pada dasarnya Sandy adalah seekor tupai. Tidak ada hal yang berbau seksual pada seekor tupai. Baju yang ia kenakan hanya berfungsi untuk menunjukkan gendernya sebagai perempuan.
Perlindungan anak oleh Masyarakat dan Pemerintah RI
Tidak hanya sebatas konten pornografi, anak-anak juga harus dilindungi dari konten dewasa yang memuat adegan seksual dan atau kekerasan.
Masyarakat bisa aktif melaporkan situs-situs yang mengandung konten pornografi agar pemerintah dapat memblokir situs tersebut.
Melarang konten pornografi, bukan berarti memberi sensor kotak pada adegan ciuman. Bukan pula berarti menghilangkan seluruh komoditi yang dianggap dewasa atau memiliki rating 18 ke atas.Â
Pemerintah, lembaga sensor, dan masyarakat dapat bekerja sama menciptakan sistem terintegrasi untuk menyeimbangkan keduanya, contohnya Korea Selatan.Â
Korea Selatan menerapkan sistem yang terintegrasi dengan KTP pada aplikasi hiburan yang bisa diakses secara daring. Akses dan pembelian konten dewasa diberikan setelah verifikasi umur pengguna berdasarkan KTP. Mencegah anak untuk mengakses konten atau membeli konten dewasa.
Contoh lainnya negara China. Pemerintah China aktif dalam menggeledah dan memblokir situs yang mengandung pornografi.Â
Pemerintah China secara tegas melarang segala bentuk konten pornografi, sehingga lembaga sensornya yang ketat tidak terbatas pada film dan drama tv saja, melainkan juga drama radio, gim, dan karya sastra novel dan komik.
Akibat kegagalan sensor
Jepang adalah contoh kegagalan hukum dan penerapan sensor, karena masih banyak media yang memberikan "fan-service" dan menampilkan hal-hal yang tidak pantas beredar.