Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Peminta

9 Februari 2021   07:52 Diperbarui: 9 Februari 2021   07:57 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***
Setelah masuk dari kantor dan duduk di kursi tamu, mas Budi tersenyum kepada Rina.
"Ibu, Ayah punya hadiah untuk Ibu." ucap suami Rina. Rina menyadari bahwa di belakang tubuh suaminya ada sesuatu yang sengaja disembunyikan. Rina mencoba mencari tahu rahasia apa yang tersimpan di balik tubuh suaminya.
"Ih, Ayah! Ayo, apa?" tanya Rina sudah mulai gemas.

"Tunggu sebentar dong, Bu. Buatkan Ayah minum plus camilan. Nanti kita tukeran. Mau?" ucap suami Rina sambil tersenyum simpul. Rina semakin geram.

Dengan wajah cemberut, Rina ke dapur. Dibuatkan segelas teh hangat dan beberapa potong roti di piring.
"Ayo, Ibu sudah buatkan teh dan sediakan camilan. Hadiahnya mana?" renggek Rina.

Tadaaa!
Satu pot aglonema lipstik yang merah merona membuat mata Rina berkaca. Aglonema yang dilihatnya tempo hari di rumah Santi ternyata ada di hadapan Rina.

"Masya Allah! Ayah bikin jantung Ibu dag-dig-dug! Bikin tambah sayang sama ... aglonemanya," ucap Rina senyum-senyum sendiri dan berlari membawa aglonema itu. Kali ini suaminya yang gemas.

"Nah, kan Bu. Apa yang Ayah bilang tempo hari. Ini yang namanya rezeki untuk Ibu."

"Pokoknya, aglonemanya mau Ibu umpeti, biar tidak diminta Santi!"

"Kok, jadi pelit sih, Bu?"

"Lah iya. Dia minta dengan kita, eh tahunya buat dijual lagi!" Nada bicara Rina masih terdengar kesal.

"Dah, buang rasa kesalnya. Nanti tidak dapat pahala lo. Begini saja, mulai besok kita buat tulisan di depan rumah 'Depot Bunga'. Jadi, tidak akan ada dusta di antara kita. Bagaimana usulan Ayah? Keren kan?" tanya suami Rina.

"Oke, usulan diterima. Itu menyelamatkan Ibu, Ayah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun