***
Setelah masuk dari kantor dan duduk di kursi tamu, mas Budi tersenyum kepada Rina.
"Ibu, Ayah punya hadiah untuk Ibu." ucap suami Rina. Rina menyadari bahwa di belakang tubuh suaminya ada sesuatu yang sengaja disembunyikan. Rina mencoba mencari tahu rahasia apa yang tersimpan di balik tubuh suaminya.
"Ih, Ayah! Ayo, apa?" tanya Rina sudah mulai gemas.
"Tunggu sebentar dong, Bu. Buatkan Ayah minum plus camilan. Nanti kita tukeran. Mau?" ucap suami Rina sambil tersenyum simpul. Rina semakin geram.
Dengan wajah cemberut, Rina ke dapur. Dibuatkan segelas teh hangat dan beberapa potong roti di piring.
"Ayo, Ibu sudah buatkan teh dan sediakan camilan. Hadiahnya mana?" renggek Rina.
Tadaaa!
Satu pot aglonema lipstik yang merah merona membuat mata Rina berkaca. Aglonema yang dilihatnya tempo hari di rumah Santi ternyata ada di hadapan Rina.
"Masya Allah! Ayah bikin jantung Ibu dag-dig-dug! Bikin tambah sayang sama ... aglonemanya," ucap Rina senyum-senyum sendiri dan berlari membawa aglonema itu. Kali ini suaminya yang gemas.
"Nah, kan Bu. Apa yang Ayah bilang tempo hari. Ini yang namanya rezeki untuk Ibu."
"Pokoknya, aglonemanya mau Ibu umpeti, biar tidak diminta Santi!"
"Kok, jadi pelit sih, Bu?"
"Lah iya. Dia minta dengan kita, eh tahunya buat dijual lagi!" Nada bicara Rina masih terdengar kesal.
"Dah, buang rasa kesalnya. Nanti tidak dapat pahala lo. Begini saja, mulai besok kita buat tulisan di depan rumah 'Depot Bunga'. Jadi, tidak akan ada dusta di antara kita. Bagaimana usulan Ayah? Keren kan?" tanya suami Rina.
"Oke, usulan diterima. Itu menyelamatkan Ibu, Ayah."