Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Peminta

9 Februari 2021   07:52 Diperbarui: 9 Februari 2021   07:57 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***
"Maaf Mbak, begonia yang ini bagus ya. Ada tiga itu, boleh bagi satu, Mbak?" tanya Santi keesokan harinya. Rina ingat dengan ucapannya kemarin lalu mengambil satu polibag begonia untuk Santi.

"Terima kasih ya, Mbak." ucap Santi sambil memegang aglonema yang bercorak hijau putih.

"Yang ini juga boleh, Mbak?" tanya Santi kembali.

"Boleh, Mbak." ucap Rina sambil menarik polibag aglonema di barisannya.

"Wah, asyik nih! Bertambah koleksi saya. Terima kasih ya, Mbak," ucapnya. Rina menjawab dengan perasaan jengkel. Sebenarnya tanaman-tanaman yang diminta Santi itu baru saja dipisahkannya. Mungkin belum ada akarnya, tetapi Rina tidak bisa menolak jika ada yang meminta kepadanya.

Santi pulang dengan senyuman yang terkembang. Dengan melambai, dia melangkahkan kakinya tanpa memikirkan perasaan Rina. Di ujung jalan, Rina termanggu melihat Santi dengan sifatnya.

***
Suatu ketika Rina mampir ke rumah Santi karena dia harus menyerahkan undangan pengajian akbar dari mushola.
"Mbak Santi, pengajian nanti kita bareng ya," ucap Rina.

Santi membuka undangan berkertas HVS biru itu.
"Oh, iya Mbak. Nanti saya ampiri," ucapnya.

Di depan rumah Santi banyak sekali tanaman yang berjejer rapi di teras dan pinggir pagar. Ada yang ditanam di pot dan ada yang ditanam di polibag sedang.
"Bunganya bagus-bagus ya, Mbak. Ternyata koleksi jenis aglonema punya Mbak lebih banyak dari saya." ucap Rina.

"Nah, yang seperti ini saya belum ada. Ini juga," ujar Rina melirik dan menunjuk ke beberapa tanamannya Santi.

Sebenarnya Rina tertarik dengan satu aglonema yang di sana, tetapi keinginannya pupus. Itu karena Rina tidak terbiasa meminta sesuatu kepada orang lain. Santi pun tidak mengerti arah pembicaraan Rina yang begitu menjurus. Rina pulang dengan keinginan yang masih ada di hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun