Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sang Peminta

9 Februari 2021   07:52 Diperbarui: 9 Februari 2021   07:57 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

"Ayah tahu tidak, ternyata tanamannya Santi banyak juga. Ada aglonema yang Ibu incar."

"Ibu tidak minta sama Santi?" tanya suami Rina yang melirik sebentar ke arah istrinya.

"Ibu tidak berani minta, Ayah," jawab Rina menyesal.

"Berarti belum rezeki Ibu itu. Sabar saja, insya Allah incaran Ibu pasti dapat," jawab suaminya. Rina terdiam. Mungkin benar, dia belum saatnya mendapatkan aglonema incarannya.

Sote harinya, Bu Luna, seorang tetangga Rina datang ke rumahnya untuk mencari bunga.
"Mbak Rina, yang ini berapa ya harganya?" tanya Luna.

"Oh, yang itu. Kalau Ibu mau, ambil saja. Saya masih ada banyak di sana." tunjuk Rina pada tanaman di pojok rumah.

"Wah, yang ini bagus-bagus dan subur sekali ya, Bu. Kemarin saya beli di tempat bu Santi sepolibag ini lima puluh ribu lo, Mbak," jelas bu Luna.

Rina kaget karena tanaman yang dikatakan oleh bu Luna itu sebenarnya berasal dari rumahnya.
"Iya, Bu. Di rumah bu Santi baru  satu. Jadi, saya ambil saja. Sebenarnya saya butuh satu lagi untuk Ibu saja." jelas bu Luna kembali.

"Oh, kalau Ibu mau, ambil saja, Bu," ucap Rina. Rina tidak habis pikir tanaman yang diminta Santi, ternyata dijual. Rina menggeleng.

Rina mau marah, tetapi dia tidak berhak memarahi Santi. Karena barang yang sudah diberikan ke orang lain, sepenuhnya adalah milik orang itu. Jadi, terserah mau diapakan barang itu oleh pemilik yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun