***
"Yuk, kita ke lapak buku si Abang. Aku baru mencari sebuah buku true story Torey Hayden."
"Oke. Aku siap. Aku tunggu di rumah ya."
Tak berapa lama, dia sudah ada di depan rumahku dengan motor bebek merahnya. Helm bergambar bunga anggrek pun diberikan padaku. Kami melaju ke lapak buku favorit kami.
Setelah melepaskan helm, aku terkejut. Penampilan Ifa sudah berubah padahal baru dua hari kami tidak bertemu.
"Ifa! Benarkah?" tanyaku tidak percaya. Penampilannya sekarang lebih anggun dengan jilbab biru tua menutupi kepala dan menjulur sampai dadanya.
"Sudah. Ayo, jangan diam saja." Dia menarik tanganku.
"Bang, ada buku Torey Hayden?"
"Judulnya apa, Mbak?" tanyanya si Abang tanpa melihat wajah. Tidak ada reaksi yang berbeda dari ucapan si Abang. Mungkin si Abang tidak begitu memperhatikan perubahan Ifa.
"Judulnya Sheila, Bang." jawabnya singkat.
Si Abang langsung mencari buku kumpulan true story di rak bagian atas. Meskipun lapak itu hanya sebesar 3x3 meter, susunan bukunya rapi seperti perpustakaan pribadi. Semua buku tertata rapi berdasarkan abjadnya sehingga tidak butuh lama si Abang bisa menemukan buku itu.
"Ini, Mbak."