Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengenal Efek Ganasnya Gigitan Ular Berbisa

19 November 2016   17:49 Diperbarui: 19 November 2016   21:20 5118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Klasifikasi gigitan ular menurut Schwartz (PPK Ilmu Penyakit Dalam)
Klasifikasi gigitan ular menurut Schwartz (PPK Ilmu Penyakit Dalam)
Melihat dari kondisi pasien, luasnya pembengkakan, terdapat nyeri dan terdapat perdarahan pada saluran kemih dan saluran cerna maka pasien masuk dalam derajat IV klasifikasi gigitan ular.

Pedoman terapi serum anti bisa ular (SABU) pada derajat IV adalah diberikan tambahan 6-8 vial SABU lebih banyak dari derajat III. Pada derajat III SABU diberikan 5-15 vial, maka pada derajat IV dapat diberikan SABU maksimal 20 vial.

Sedangkan untuk menilai efek gangguan darah yang diakibatkan gigitan ular tersebut dapat dilihat dari nilai laboratorium pasien tersebut.

new-doc-48-1-58302ddcd77e617b36522a52.jpg
new-doc-48-1-58302ddcd77e617b36522a52.jpg
new-doc-48-3-58302ded2623bdef1218e961.jpg
new-doc-48-3-58302ded2623bdef1218e961.jpg
Nilai laboratorium pada pasien (dok.pri)
Nilai laboratorium pada pasien (dok.pri)
Melihat dari nilai laboratorium tersebut didapatkan penurunan angka trombosit, penurunan fibronigen dan peningkatan D-Dimer. Juga terjadi peningkatan waktu pembekuan (tidak ada di gambar) yang semuanya tersebut menunjukkan bahwa pasien mengalami sindrom perdarahan akibat gangguan komponen pembekuan darah, di mana dalam dunia kedokteran dikenal dengan Diseminated Intravascular Coagulopathy. Melihat adanya kencing yang berdarah pada pasien (dibuktikan dengan didapatkan sel darah merah pada sedimen kencing pasien), maka ancaman ini harus segera dilakukan terapi dengan memberikan tranfusi komponen untuk mengembalikan nilai faktor pembekuan tersebut menjadi normal.

Kasus ini sebagai pelajaran semua yang membaca

Dibuatnya tulisan ini tentang yang membaca tidak hanya sejawat dokter, tetapi juga masyarakat awam. Diharapkan tulisan ini sebagai pelajaran bagi kita semua bahwa jangan menganggap remeh gigitan ular. Walaupun sebagian ular yang menggigit tidak berbisa, namun pastinya terdapat kasus dengan gigitan ular yang dapat membahayakan jiwa. Pada kasus gigitan ular ini, jenis ularnya adalah viper yang ternyata mempunyai efek terhadap darah yang sangat berbahaya dan jika salah atau telat tatalaksananya dapat membahayakan jiwa.

Penting bagi kita semua untuk mengenal jenis ular-ular, morfologi sacara umum jenis ular yang berbisa atau yang tidak berbisa. Mengenal bentuk luka gigitan untuk dapat memperkirakan apakan ini berbisa atau tidak. Dan tidak kalah penting adalah dapat mengetahui atau melihaty ular yang menggigit tersebut agara penanganannya dapat lebih tepat lagi.

Sampai tulisan ini dibuat, kondisi pasien masih sadar dengan tanda vital yang masih normal. Namun karena ancaman perdarahan masih terjadi, maka tim medis masih melakukan monitoring dan terapi yang ketat agar jiwa pasien terselamatkan sehingga dapat kembali kepada keluarganya yang menunggu dengan setia. Semoga.

Salam sehat,

dr. Meldy Muzada Elfa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun