Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengenal Efek Ganasnya Gigitan Ular Berbisa

19 November 2016   17:49 Diperbarui: 19 November 2016   21:20 5118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata ular cukup untuk membuat seseorang bergidik mendengarnya. Bagaimana tidak, hewan melata bersisik bertubuh panjang dan mencari makanan dengan mengandalkan persepsi panas tubuh mangsa cukup untuk membuat orang takut dan lari terbirit-birit ketika melihatnya. Seperti diketahui tidak semua ular berbisa, namun ketika seseorang digigit ular, tindakan pertolongan pertama tetap dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dari gigitan ular berbisa tersebut.

Luka akibat gigitan ular dapat berasal dari gigitan ular berbisa maupun tidak berbisa. Umumnya ular menggigit pada saat dia aktif, yaitu pada pagi dan sore hari, apabila dia merasa terancam atau terganggu. Bisa ular dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan dampak yang ditimbulkan seperti neurotoksik (racun saraf), hemoragik (perdarahan), trombogenik (menyebabkan penyumbatan darah), homilisis (menghancurkan sel darah merah), sitotoksik (racun sel), antikoagulan (anti pembekuan darah), kardiotoksik (racun jantung) dan gangguan vaskular (merusak pembuluh darah). Selain itu, bisa ular juga merangsang jaringan untuk menghasilkan zat-zat peradangan seperti kinin, histamin dan substansi cepat lambat.

Berikut adalah kasus yang terjadi pada pasien gigitan ular dengan efek gangguan darah dan terjadinya peradangan.

Digigit ular bandotan

Seorang laki-laki usia 58 tahun dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dari Rumah Sakit tingkat II dengan riwayat digigit ular ± 36 jam yang sebelumnya di kaki kanan saat berada di kebun. Setelah digigit pasien tidak langsung menuju ke fasilitas kesehatan, hanya dibersihkan saja luka gigitan tersebut sambil menangkap ular yang menggigit tadi. Namun, 2 jam setelah gigitan, kaki yang tergigit menjadi membengkak sehingga dibawa ke RS terdekat. Selama perawat di RS telah dilakukan tindakan pembersihan luka, pembebatan dari terapi sesuai standar, namun dikarenakan kondisi pasien menjadi makin berat dengan didapatkan air kencing dan berak yang berdarah serta pada pemeriksaan laboratorium didapatkan trombosit (komponen pembekuan darah) yang turun sehingga pasien diputuskan dirujuk ke RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Menurut keluarga ular yang menggigit adalah ular bandotan. Ular bandotan adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang juga digunakan untuk menyebut jenis-jenis ular dari berbagai macam keluarga ular yang berbeda-beda. Akan tetapi, ular yang diberi nama bandotan kebanyakan merupakan ular beludak atau suku Viperidae.

Ular Bandotan jenis Mountain Pit Viper yang menggigit pasien (dok.pri)
Ular Bandotan jenis Mountain Pit Viper yang menggigit pasien (dok.pri)
Jika melihat dari foto ular yang diberikan oleh keluarga pasien, memang secara umum orang Indonesia menyebutnya dengan ular bandotan. Secara ilmiah ini adalah jenis ular viper dengan nama ilmiah Ovophis monticola convictus yang hidup penuh di tanah, biasa ditemukan di daerah perbukitan dan hutan pegunungan dari ketinggian 610 m hingga 1750 m, di mana dia sering ditemukan di bawah tumpukan dedaunan mati atau batu. Ular jenis ini tidak terlalu banyak di Pulau Jawa dan aktivitasnya pun lebih banyak nokturnal dengan target utama mangsa adalah tikus. Mungkin saat kejadian, pasien melakukan aktivitas yang dianggap berbahaya atau mengancap dia sehingga melakukan penyerangan dengan gigitan.

Dalam buku ajar ilmu penyakit dalam dikatakan bahwa bisa ular jenis viper mempunyai aktivitas hemoragik yang menyebabkan perdarahan spontan dan kerusakan jaringan pembuluh darah. Sehingga sangat wajar kasus pada pasien ini terjadi perdarahan pada saluran cerna dan perdarahan saluran kemih disertai penurunan  trombosit.

Tungkai kanan yang tergigit menjadi lebih bengkak (dok.pri)
Tungkai kanan yang tergigit menjadi lebih bengkak (dok.pri)
Tangan pasien yang menjadi bengkak karena efek peradangan tubuh akibat bisa ular (dok.pri)
Tangan pasien yang menjadi bengkak karena efek peradangan tubuh akibat bisa ular (dok.pri)
Keadaan pasien saat dirawat masih dalam keadaan sadar dengan tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan) yang masih dalam batas normal. Namun bahaya laten yang sewaktu-waktu dapat mengancam jiwa pasien ini adalah perdarahan di daerah-daerah vital seperti otak, paru dan ginjal sehingga tetap dilakukan monitoring ketat dengan melihat tanda perdarahan baik dari klinis maupun dari laboratorium.

Derajat luka dan tatalaksananya

Dalam panduan praktik klinis penatalaksanaan di bidang ilmu penyakit dalam, pemberian terapi pada gigitan ular berbisa terutama pemberian serum antibisa ular (SABU) harus terlebih dahulu melihat derajat luka dari gigitan ular tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun