Kebijakan-kebijakan pangan nasional yang berpihak pada petani tentu akan menggairahkan. Produktivitas meningkat dan masyarakat sejahtera.
Tak hanya insentif bagi petani, kebangkitan pertanian akan dicapai manakala investasi sumber daya manusia dan prasarana fisik sektor pertanian menjadi prioritas.
Akselerasi melalui pengembangan riset dan teknologi serta pendampingan terhadap masyarakat harus menjadi agenda utama.
Upaya menciptakan varietas baru diharapkan dapat menyediakan benih unggul berkualitas. Selain itu, pendekatan bioteknologi menjadi salah satu solusi dalam meraih produktivitas.
Bayangkan, panen padi yang hanya bermodalkan pupuk organik biokompos dan pupuk organik hayati (POH), dapat memberikan hasil panen 7 ton/Ha gabah kering panen. Bila mengacu pada harga per kwintal di kisaran harga Rp. 800.000, dalam 1 hektar petani dapat meraup 56 juta.
BRIN selaku satu-satunya lembaga riset pemerintah di Indonesia dapat berperan sebagai public goods. Dukungan pendanaan dan SDM yang kompeten menjadi keharusan. Berbagai invensi, teknologi dan inovasi-inovasi yang tercipta akan dapat di akses stakeholders.
Kesepahaman pola pikir dan kolaborasi efektif akan menjadi investasi masa depan bagi kelangsungan hidup bangsa. Sehingga tujuan pertanian nasional menuju kedaulatan pangan akan tegak membuat petani Indonesia digdaya.
Kemakmuran rakyat dapat dicapai berkat pemanfaatan sumber daya alam yang tepat dan bijak dan negeri gemah ripah loh jinawi tak hanya menjadi slogan belaka. Semoga .... (MKR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H