Mohon tunggu...
Mel Meiviana
Mel Meiviana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pengguna angkutan umum yang tidak pakai uang plastik alias e-ticket sebagai alat bayarnya. Juga menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, bukan sekadar untuk rekreasi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

#2. Targetkan wisatawan asing 20 juta orang: Belajarlah dari negara tetangga!

21 Januari 2015   23:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:39 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari pengalaman Singapura, pelajaran yang dapat kita petik bahwa Kementerian Pariwisata tidak dapat bekerja sendiri dalam membangun destinasi pariwisata di sebuah kawasan.

Belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan Singapura. Promosi adalah hal terakhir. Siapkan dulu produknya! Penuhi dulu kebutuhan hidup masyarakat lokalnya. Kenali dan lestarikan tinggalan budaya dan sejarahnya.

Saatnya bagi Kemenpar melakukan pendefinisian ulang akan arah pariwisata Indonesia yang selama beberapa kabinet hanya sebatas promosi dan menjual keindahan alam & budaya Indonesia ke pasar global.

Buatlah perencanaan strategis untuk turisme Indonesia ke depannya yang sesuai dengan kaidah-kaidah sustainable tourism. Ini penting! Agar tidak merusak lingkungan dan mematikan kehidupan masyarakat setempat di masa mendatang.

Tak mudah memang. Tapi meletakkan dasar-dasar yang memperhatikan kaidah sosial dan lingkungan dalam mengembangkan destinasi wisata lebih utama. Dan tentu saja lebih menantang bagi Pak Menteri, daripada sekedar menjual keindahan alam yang sudah ada dari sononya ke pasar turis global lewat media sosial dan agen wisata.

Dan yang terpenting, mohon urungkan niatan mendatangkan 20 juta wisatawan ke Indonesia dalam lima tahun mendatang. Karena itu sama saja dengan 'recipe for disaster'.

Tapi rasanya tulisan ini sia-sia belaka. Tak lama setelah tulisan ini rampung, saya membaca 10 target kementerian pariwisata yang wajib dilakukan oleh Menteri Arief Yahya. Ternyata semuanya titik beratnya lebih pada ‘bagaimana menjual eksotisme Indonesia pada pasar global’ :(

[caption id="attachment_392326" align="aligncenter" width="493" caption="Kutipan tentang eksploitasi kawasan pariwisata"]

14218334751427254112
14218334751427254112
[/caption]

Daftar bacaan:

- Titik Nol,  Agustinus Wibowo, 2012

- Transcript, ”Tourism and Singapore’s Development”, Lecture Series, MND Auditorium, Center for Liveable Cities, Singapore, 27 Agustus 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun