Mohon tunggu...
Meitha Tristiani Gea
Meitha Tristiani Gea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sun Tzu dan Grand Strategy China

3 Desember 2021   12:00 Diperbarui: 3 Desember 2021   12:15 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

March Westward seorang pakar terkemuka China dalam keamanan internasional dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat berpendapat bahwa China harus menanggapi penyeimbangan kembali kekuatan Amerika Serikat dengan memperluas keterlibatan ekonomi, politik, dan diplomatiknya ke barat, termasuk melalui pengembangan new Silk Road (Bondaz, 2015). 

Enam bulan setelah Xi Jinping menjabat sebagai Presiden China, Silk Road Economic Belt telah memperluas konektivitas infrastruktur, perdagangan, dan keuangan dari China ke Barat melalui Eurasia hingga ke Eropa. Namun, 18 bulan berikutnya dibentuklah One Belt, One Road yang mengadaptasi strategi lebih besar untuk mengatasi tantangan ekonomi dan lingkungan dan dengan penyeimbangan kembali Amerika Serikat. 

Target baru dari One Belt, One Road ini adalah pasar baru di Timur Tengah, Asia Selatan, cekungan Kaspia, dan Asia Tengah, serta meningkatkan kehadiran signifikan China di pasar Eropa. Kehadiran Grand Strategy China di Teluk Persia sebagai wilayah yang tidak dianggap penting oleh Washington membuat negara-negara Timur Tengah menyadari bahwa kehadiran China membawa stabilitas bagi mereka dalam jangka waktu yang panjang. 

Sehingga dengan adanya One Belt, One Road, China dapat mendorong pendistribusian pengaruh geopolitik yang lebih seimbang melalui cara-cara nonmiliter yang tidak hanya berfokus di Asia Tengah tetapi juga China fokus di Teluk Persia (Leverett & Bingbing, 2016).

Dari Grand Strategy China di atas melalui new Silk Road maupun One Belt, One Road menunjukkan bagaimana China telah menerapkan teori strategi Sun Tzu dalam pelaksanaan Grand Strategy mereka. Kekuatan utama China terletak di bidang ekonomi. 

China mampu untuk menggait negara lain untuk bekerjasama dengan mereka dalam bidang ekonomi sehingga dapat berdampak kepada aspek-aspek lainnya. Upaya China melalui Grand Strategy berhasil memperluas jangkauan pengaruh mereka di dunia internasional. Amerika Serikat sebagai big enemy China kuat dalam pertahanan keamanan tetapi telah dilangkahi oleh China dalam bidang ekonomi. 

Dengan demikian, Sun Tzu yang mengatakan bahwa jika anda mengenali musuh anda dan diri anda sendiri dengan baik, maka anda tidak perlu takut dalam menghadapi ratusan peperangan. China dan Amerika Serikat dalam kontestasi tatanan politik global adalah dua kekuatan yang saling menyerang satu sama lain. 

Melalui Grand Strategy China, mereka telah berusaha untuk mempertahankan kekuatan mereka saat ini dan tidak menutup kemungkinan akan lebih memperluas jangkauan pengaruh mereka di masa yang akan datang.

CONCLUSION

Istilah strategi masih sulit untuk didefinisikan dan dibatasi. Meskipun demikian, istilah strategi sering dikaitkan dengan konsep militer dan politik, suatu rencana yang bersifat luas dan menyeluruh dalam mengejar tujuan politik, termasuk penggunaan kekuatan dan ancaman, serta cara bertindak dua pihak yang berkonfik. 

Namun, seiring berjalannya waktu istilah strategi mulai mengalami perluasan makna. Strategi tidak hanya terbatas kepada ruang lingkup yang sempit, yaitu militer tetapi juga ekonomi, politik, sosial, dan ideologis (termasuk agama). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun