"Iya," jawab suamiku. "Yang rumahnya besar di ujung jalan itu."
Aku terdiam selama beberapa saat. Aku tersadar ketika suamiku meneriaki anak-anak untuk segera mandi.
"Jadi suami Bu Patia korupsi?" tanyaku.
"Kita tidak tahu apakah dia korupsi atau tidak sampai pengadilan memutuskannya," jawab suamiku.
"Kupikir, tadi itu polisi menggrebek rumah nomor 20..." gumamku.
"Kenapa Mama pikir begitu?" tanya suamiku yang baru kusadari dia belum beranjak kemana-mana.
"Papa memang tidak curiga pada mereka?" tanyaku balik.
"Tidak. Mengapa harus curiga?" tanyanya lagi.
"Ya karena... karena..."
Aku mencoba mencari kata-kata yang tepat. Kata-kata yang tepat untuk mewakili kecurigaanku namun tetap menunjukkan kebijaksanaanku.
"Karena mereka berbeda?" tanya suamiku.