Sebagai seorang calon guru, kita memerlukan media bahasa dalam upaya yangmembelajarkan para siswa, dalam menjalani profesi dan kehidupan sehari-hari. Kita perlumembaca buku-buku, jurnal, ensiklopedia, dan laporan-laporan yang bermanfaat sebagaisumber materi ajar. Pada kesempatan yang sama, kita perlu membuat catatan-catatanmengenai isi bacaan tersebut dan mungkin pada kesempatan lain kita harus menulispersiapan mengajar, menulis laporan, atau mungkin menulis makalah. Dalam berbagaikesempatan, kita perlu mendengarkan pembicaraan guru lain, para siswa, relasi, dan orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Tentu saja pada konteks tertentu kita perlu pulamenyampaikan pikiran, perasaan, fakta atau hal lainnya melalui berbicara. Jadi jelas sekalibahwa kita perlu memiliki keterampilan berbahasa yang mamdai dalam beraktivitas sebagaiguru dan sebagai anggota masyarakat.Agar memperoleh pemahaman mengenai keterampilan berbahasa Indonesia, melaluimakalah ini kami mengajak mempelajari pengertian, manfaat dan aspek-aspek keterampilanberbahasa tersebut. Serta menelaah kaitan antara keempat jenis keterampilan berbahasa itu.
Pembahasan
Pengertian Keterampilan Menyimak, Berbicara, Membaca dan Menulis Keterampilan menyimak dalam KBBI, menyimak diartikan sebagai mendengarkan atau memperhatikan baik-
baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. menyimak memiliki arti suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dari dua pendapat tersebut dapat diambil simpulan bahwa kegiatan menyimak tidak sama dengan kegiatan mendengar.Kegiatan mendengar bisa jadi dilakukan tanpa sengaja, tanpa maksud atau tujuan tertentu. Akan tetapi kegiatan menyimak mempunyai tujuan untuk memahami apa yang didengar. Dalam kegiatan menyimak diperlukan konsentrasi dan kemampuan untuk menafsirkan pesan.( Yeti Mulyati, 2008: 3.4)
Keterampilan Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sedangkan menurut Suhendar (dalam Yeti Mulyati, 2008: 6.3) berbicara adalah proses perubahan wujud pikiran/ perasaan menjadi wujud ujaran. Secara umum dapat dikatakan bahwa berbicara adalah proses penuangan gagasan dalam bahasa lisan. Keterampilan berbicara bisa jadi merupakan produk dari pembelajaran bahasa, tetapi keterampilan ini juga sangat penting dalam proses mempelajari bahasa. Jadi anggapan banyak orang selama ini bahwa berbicara tidak perlu dipelajari karena sudah secara otomatis didapatkan melalui interaksi dengan orang lain kapan saja dan di mana saja tidaklah benar. Mungkin untuk sekedar berbicara tidaklah sulit. Tetapi untuk berbicara yang sistematis menggunakan bahasa Inodonesia yang tepat sesuai dengan situasi dan tujuan dari pembicaraan tentu tidaklah mudah. Perlu latihan yang terus menerus atau bahkan perlu pendidikan formal di bidang bahasa untuk menguasainya. (Tarigan 2008: 16), ( Mulyati, 2008: 6.3).
Keterampilan membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok,dan merupakan bagian atau komponen dari komunikasi tulis. Dalam komunikasi tulis, lambang-lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulis atau hurufhuruf. Dapat dipahami bahwa pada tingkatan membaca permulaan, proses pengubahan inilah yang terutama dibina dan dikuasai, dan ini terutama dilakukan pada masa anak-anak, khususnya pada tahun permulaan di sekolah. Pengertian pengubahan di sini juga mencakup pengenalan huruf-huruf sebagai lambang bunyibunyi bahasa. Setelah pengubahan bunyi bahasa tersebut dikuasai secara mantap,barulah penekanan diberikan pada pemahaman isi bacaan. inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada tahun-tahun selanjutnya di sekolah. Meskipun dewasa ini ada puluhan teknik pengajaran bahasa dilontarkan dan
dikenalkan oleh para pakar pendidikan dan pengajaran bahasa, tampaknya elemen dasar pendidikan bahasa secara tradisional tetap tidak dapat dibuang begitu saja. Elemen dasar seperti mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan seringkali juga menerjemahkan, tetap menjadi bagian tidak terpisahkan dalam teknik pengajaran bahasa yang mana saja. (harianto,2020,1)
Keterampilan menulis, membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan bagian atau komponen dari komunikasi tulis. Dalam komunikasi tulis, lambang-lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulis atau hurufhuruf. Dapat dipahami bahwa pada tingkatan membaca permulaan, proses pengubahan inilah yang terutama dibina dan dikuasai, dan ini terutama dilakukan pada masa anak-anak, khususnya pada tahun permulaan di sekolah. Pengertian
pengubahan di sini juga mencakup pengenalan huruf-huruf sebagai lambang bunyibunyi bahasa. Setelah pengubahan bunyi bahasa tersebut dikuasai secara mantap, barulah penekanan diberikan pada pemahaman isi bacaan. inilah yang dibina dan dikembangkan seca ra bertahap pada tahun-tahun selanjutnya di sekolah. Meskipun dewasa ini ada puluhan teknik pengajaran bahasa dilontarkan dan dikenalkan oleh para pakar pendidikan dan pengajaran bahasa, tampaknya elemen dasar pendidikan bahasa secara tradisional tetap tidak dapat dibuang begitu saja.Elemen dasar seperti mendengarkan, berbicara, membaca, menulis dan seringkali juga menerjemahkan, tetap menjadi bagian tidak terpisahkan dalam teknik pengajaran bahasa yang mana saja.
B.Hubungan atau keterkaitan antar keterampilan berbahasa