Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dan olahraga. Menghargai perbedaan dan tertarik akan keanekaragaman dunia

Penulis buku, The Purple Ribbon. Buku tentang kelainan neurologis akibat cacat kongenital tengkorak, diterbitkan oleh Pustaka Obor Indonesia, 2024.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

My Little "Bucket List" di Tahun 2024

31 Desember 2024   06:05 Diperbarui: 31 Desember 2024   10:09 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di kafe Pusat Rehabilitasi Saraf Hohenurach (dokumentasi pribadi)

Film
Film "The Bucket List" (Sumber: Tvinsider.com) 

Film ini mengisahkan tentang dua orang asing, seorang miliarder kulit putih Edward Cole dan seorang montir kulit hitam, Carter Chambers yang pernah ingin menjadi dosen sejarah, tapi akhirnya tidak bisa melanjutkan kuliahnya karena faktor ekonomi dan keluarga.

Kedua pria yang jauh berbeda dalam strata sosial itu karena nasib, sakit yang tidak bisa dielakkan berada di ruangan yang sama di rumah sakit. 

Keduanya harus menjalani pengobatan kanker (operasi dan kemoterapi). Meskipun berbeda latar-belakang akhirnya karena takdir mempertemukan mereka dan pada akhirnya membawa mereka ke tingkat persahabatan abadi. Film ini bikin mewek. 

Adegan di rumah sakit Film
Adegan di rumah sakit Film "The Bucket List" (Sumber: Warnerbros.com) 

Dokter memvonis bahwa mereka hanya mempunyai waktu enam sampai dua belas bulan untuk hidup. 

Setelah mengetahui hal itu, Carter si montir mulai membuat daftar hal-hal yang ingin dia lakukan dalam sisa hidupnya, yang disebut "The Bucket List", istilah filsafat yang dipelajari saat dia kuliah dulu, yang mengacu pada daftar keinginan semasa hidup sebelum "Kick the Bucket" atau mati.

Edward si miliarder yang seruangan dengan dia mendapati daftar tersebut kemudian mengolok-oloknya, tapi akhirnya dia menyukai gagasan itu kemudian mereka berdua menyusun daftar bersama yang ingin mereka lakukan bersama-sama di sisa hidup mereka, misalnya melompat dengan parasut, mengendarai Shelby Mustang, melihat piramida dan Taj Mahal, mengalami sesuatu yang 'Megah' (ke Mount Everest), melakukan sesuatu yang baik untuk orang asing (orang yang tidak mereka kenal), tertawa sampai menangis, dan keinginan-keinginan lainnya.

Di dalam melakukan daftar keinginan tersebut, mereka berdua menjadi saling mengenal dan persahabatan itu membawa mereka untuk lebih mengenal diri mereka sendiri, terlebih mereka bisa menemukan hal yang paling penting dalam hidup: cinta!

Film ini disamping istimewa karena menyebut tentang "Kopi Luwak" dari Indonesia yang menjadi minuman favorit si miliarder, Edward, juga sangat-sangat menyentuh karena tentang mendapati makna hidup hanya dalam beberapa bulan, sisa waktu yang masih Tuhan berikan kepada mereka. 

Kopi luwak dalam film
Kopi luwak dalam film "The Bucket List" (dokumen pribadi: difoto dari tayangan Amazon prime) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun