Gomar Gultom (Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia), berbagi pengalaman Persekutuan Gereja-gereja Indonesia dalam menghadapi tantangan sosial dan politik, sejauh apa peran PGI yang tidak hanya sebagai lembaga keagamaan tetapi juga bertanggung-jawab pada pengembangan tranformasi sosial berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
Agnes Kuebler (Penasihat tentang topik rasisme dan antisemitisme Gereja Evangelis negara bagian Baden-Wuerttemberg) berbicara tentang banyak hal mengenai perpolitikan di Jerman, tentang sikap politik di Jerman, misalnya ekstremis sayap kanan telah meningkat tajam dan bergerak lebih jauh ke pusat, sebagian dari pusat menjauhkan diri dari demokrasi, sebagian menjadi radikal, sikap misantropik meningkat, manajemen krisis berjalan seiring dengan sikap yang membahayakan demokrasi.
Bagi saya sendiri hal ini sangat-sangat menarik karena bisa belajar tentang politik di Jerman lewat penjelasan langsung dari pakarnya.
Setelah pemaparan materi disusul dengan makan siang yang disiapkan oleh PERKI Stuttgart (Komunitas Kristen Oikumene Indonesia di Stuttgart).
Di atas meja terhidang sup jagung, rendang, sate ayam bumbu kacang, bihun goreng, sayur cap-cae, dan tentu saja nasi. Hidangan prasmanan ini disambut dengan sangat gembira oleh seluruh peserta dari berbagai negara, apalagi banyak dari mereka yang sudah pernah di berkunjung atau tinggal di Indonesia. Lauk-pauk ini menjawab doa dan kerinduan mereka atas negeri kita.
Setelah acara makan siang selesai, acara dilanjutkan dengan diskusi mengenai tanggapan atau reaksi yang tepat bagi populisme sayap kanan saat ini, pesan populisme sayap kanan apa yang dapat direfleksikan oleh gereja (refleksi kritis bagi diri sendiri), dan apa yang harus dilakukan dalam misi kepelayanan, termasuk pertanyaan-pertanyaan lain yang sedang berlangsung di antara gereja-gereja mengenai sayap kanan.
Tema sayap kanan ini adalah sangat sensitif yang tidak mudah untuk dijawab secara gamblang.