Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dunia literasi, dan olahraga

Menghargai perbedaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Study Day Eukumindo di Stuttgart, Bangkitnya Sayap Kanan di Indonesia dan Eropa

16 September 2024   00:13 Diperbarui: 17 September 2024   10:15 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kelompok diskusi (dokumen pribadi) 

Salah satu kelompok diskusi (dokumen pribadi) 
Salah satu kelompok diskusi (dokumen pribadi) 

Dalam diskusi itu, saya berpendapat bahwa sayap kanan itu muncul akibat ada rasa ketidakadilan yang terkoyak. 

Rev. Wolfgang Marquadt yang satu kelompok dengan saya, menjelaskan disinilah peran gereja dibutuhkan, gereja tidak bisa tinggal diam dan menjadi penonton, tapi tetapi aktif dalam melakukan komunikasi dengan berbagai pihak meskipun hal tersebut sangat sulit karena tidak mudah mempertemukan dua atau beberapa pihak yang berseberangan pandangan untuk duduk bersama dalam satu meja, sambil mencontohkan pengalamannya dalam sebagai pendeta di komunitas gereja Gaisburg dalam menginisiasi diskusi dengan kelompok-kelompok yang berbeda pandangan tersebut.

Rev. Wolfgang Marquardt (memberi penjelasan) dan Rev. Djoko Wibowo (berdiri) 
Rev. Wolfgang Marquardt (memberi penjelasan) dan Rev. Djoko Wibowo (berdiri) 

Di tengah-tengah acara diskusi, peserta juga mendapat hidangan Kopi/Teh Sore dengan penganan pisang goreng ditemani madu dan sambal goreng. Sangat surprise juga melihat orang Eropa mengambil sambal sebagai saus pisang goreng, ternyata mereka pernah bertugas atau berkunjung ke Indonesia bagian Timur.

Diakhir acara diskusi, Ketua Eukumindo, Dyah Ayu Krismawati Dini menyimpulkan hasil diskusi lewat himbauan bagi semua peserta yang hadir sebagai representasi organisasi, institusi, dan gereja mereka masing-masing untuk membagi ide-ide hasil pembahasan diskusi kepada orang lain di komunitas dan bagian kerja.

Pesan untuk tetap melakukan misi kepelayanan dan tanggung jawab sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing, termasuk membagi kabar baik, pesan suka cita akan rasa kepedulian bagi sesama dan lingkungan.

Pendeta Gultom, Ketua Umum PGI menutup dengan satu Golden Rule yang disebutkan Yesus dalam Kitab Matius 7: 12 "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, maka perbuatlah demikian juga kepada mereka".

Tak terasa satu hari hampir berlalu, sekitar pukul 5 sore acara ditutup dengan 2 lagu daerah yang dibawakan dengan penuh ceria oleh PERKI Stuttgart: Sajojo dari Papua dan Sinanggar Tulo dari Batak.

Semoga lewat Study Day Eukumindo ini, dapat memberi gagasan baru bagi gereja dan lembaga misi kepelayanan dalam perannya lewat membangun narasi yang meningkatkan rasa hormat bagi orang lain, menciptakan kesejahteraan bersama, mengembangkan nilai-nilai yang penuh harapan, dan rekonsiliasi melintasi batas-batas negara.

Gereja-gereja Eukumindo menyadari perlunya jaringan kepelayanan yang memberi dampak yang jelas dalam masyarakat luas di Indonesia dan Eropa untuk menunjukan kesaksian dan berkomitmen terhadap solidaritas lintas negara, memberi berkontribusi alternatif bagi solusi permasalahan lokal dalam kesadaran global di berbagai aspek kehidupan (sosial, ekonomi, dan politik).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun