Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dunia literasi, dan olahraga

Menghargai perbedaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memaknai Puisi Joko Pinurbo "Doa Seorang Pesolek"

6 Mei 2024   16:25 Diperbarui: 6 Mei 2024   17:13 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati kita akan lapang dan bahagia menerima akhir perjalanan hidup jika kita tidak menyia-nyiakan waktu yang Tuhan sudah beri.   

Hidup adalah anugerah.  Hidup adalah kesempatan untuk bekerja dan berkarya sesuai dengan karunia dan kemampuan kita masing-masing. Hidup ini harus jadi berkat bagi sesama kita dan alam semesta.

Lewat puisi Jokpin ini, aku merenungkan kembali bahwa sang waktu berjalan yang membawaku pada suatu masa dimana diri tidak kuat lagi dan akan sampai pada akhirnya.  

Ini adalah realita yang membuatku lebih memikirkan arti hidup dan bagaimana menjalani kesempatan yang masih Tuhan berikan kepadaku.

Selamat Jalan, Joko Pinurbo.  Meskipun kau telah pergi, "bibirku yang mati kata", tapi karya-karyamu akan terus menginspirasi banyak orang dan dikenang dalam pencarian makna kehidupan dibalik untaian kata-katamu yang indah dan bermajas.

Selamat beristirahat dalam kedamaian, Jokpin.

Dari Meike Juliana Matthes, 

seorang yang mengenal karya-karyamu setelah kau berpulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun