Hati kita akan lapang dan bahagia menerima akhir perjalanan hidup jika kita tidak menyia-nyiakan waktu yang Tuhan sudah beri. Â Â
Hidup adalah anugerah. Â Hidup adalah kesempatan untuk bekerja dan berkarya sesuai dengan karunia dan kemampuan kita masing-masing. Hidup ini harus jadi berkat bagi sesama kita dan alam semesta.
Lewat puisi Jokpin ini, aku merenungkan kembali bahwa sang waktu berjalan yang membawaku pada suatu masa dimana diri tidak kuat lagi dan akan sampai pada akhirnya. Â
Ini adalah realita yang membuatku lebih memikirkan arti hidup dan bagaimana menjalani kesempatan yang masih Tuhan berikan kepadaku.
Selamat Jalan, Joko Pinurbo.  Meskipun kau telah pergi, "bibirku yang mati kata", tapi karya-karyamu akan terus menginspirasi banyak orang dan dikenang dalam pencarian makna kehidupan dibalik untaian kata-katamu yang indah dan bermajas.
Selamat beristirahat dalam kedamaian, Jokpin.
Dari Meike Juliana Matthes,Â
seorang yang mengenal karya-karyamu setelah kau berpulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H