Cita rasa makanan Minahasa yang pedas karena bumbu dapur pokoknya rica ternyata mempunyai sisi filosofisnya. Bagi orang Minahasa rasa pedas pada makanan mengandung arti atau makna filosofis sebagai bentuk menerima hal-hal menyakitkan dalam hidup.
[3] Hal itu karena, dengan memakan makanan yang pedas pada rica akan membuat orang yang makan kesakitan di sekitar mulut, lidah, dan bahkan juga perut. Rasa pedas itu disebabkan karena kandungan zat Capsaecin. Suatu kandungan zat yang membuat mulut, lidah dan tenggorokan rasanya terbakar saat memakannya.[4]
 Bumbu makanan Minahasa/Manado yang terkenal sebagai bumbu pedas ialah rica-rica Manado.[5] Bumbu rica-rica ini rupanya terbentuk dari campuran berbagai rempah-rempah seperti kemangi, jahe, lada, bawang putih, bawang merah, batang bawang kunyit dll. Semuanya bercampur tapi rica tetap menjadi yang pokok pada racikan bumbu ini.Â
Nanti kemudian bumbu rica-rica ini akan dipadukan dengan daging atau ikan, sehingga menjadi ayam rica-rica, ikan bakar garo rica, babi rica dan rica roa dll. Semuanya itu menjadikan rica sebagai atribut atau pelengkap pada setiap jenis nama makanan khas Minahasa/Manado.Â
Tapi rupanya ada juga yang tidak menggunakan atribut rica tapi menu makanan yang menggunakan rica seperti, dabu-dabu lemon, dabu-dabu terasi, ikan RW (daging anjing), ikan Paniki, ikan babi, dll.[6]Â
Semua pembahasan tentang rica dari penyebaran rica sampai pada daerah Minahasa, yang mempunyai peralihan makna dari sekedar politik (kekuasaan) dan juga religi (keagamaan) menjadi budaya (makanan Minahasa yang terkenal pedasnya).Â
Rica sebagai salah satu pangan mempunyai sejarah dan budaya yang mengaitkan antara aspek politik, religi, kultur khusunya budaya Minahasa. Â
Daftar Pustaka
AliPutra, Bangsa Belanda Datang di Indonesia, April 2018
Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa, Jumlah Penduduk Kabupaten Minahasa Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin, 2012-2017, Tondano Timur, 2019
Blogspot, Alasan Mengapa Makanan Manado Pedas, Pergikuliner. Com, 2017