Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Membakar Asa

4 Mei 2023   06:00 Diperbarui: 4 Mei 2023   06:54 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Naik!" serunya dengan menunjuk ke atas. Rumah pohon yang baru siap. Kakiku menapaki cerukan sebagai pijakan kaki, mengikutinya.

Aku menundukkan kepala masuk ke dalam, karena pintunya teramat kecil. Dalam ruangan tersebut telah terbentang tikar dan sebuah bantal, di sudut berjajar minuman dan jajanan.

"Bagaimana, kau suka?" Bukankah ini yang kau impikan." Senyum kepuasan terpancar dari wajahnya. "Hari spesial ini, Koko ingin status kita berpacaran." Tangannya yang masih beraroma hio itu meraih kedua tanganku.

Membuat dadaku berdebar tak karuan, sesekali aku mencuri pandang, selebihnya pandanganku justru banyak menatap lantai. Ah, bukannya sudah lama kami bersama, tetapi mengapa rasa ini bertambah menjadi gugup campur bahagia. Apalagi berduaan di dalam ruangan ini membuatku makin seperti hilang akal.

Berawal ia meraih daguku agar tatapan kami bertemu. Wajah itu semakin mendekat. Deru  napasnya begitu hangat, ketika jaraknya hanya beberapa senti. Entah siapa yang memulai ketika bibir kami saling menempel hingga kami hanyut .... Sementara di luaran sana euforia akan festival baru saja selesai. Kami justru baru memulai kesalahan.

***

Suara dering ponsel yang masih berada dalam tas selempangku terdengar nyaring di tengah kesunyian. Aku pun tersadar dari lamunan serta merogoh tas.

"Ya, bagaimana?" tanpa salam aku langsung bertanya.

"Sudah ketemu, akan saya kirim melalui pesan, alamatnya," jawab suara lelaki di seberang sambungan.

***  

Aku mengemudi dengan kecepatan sedang, jalanan kota kabupaten masih ramai. Sore yang indah dengan mentari yang sebentar lagi akan tenggelam. Bagiku yang pernah menginjakkan kaki di daerah ini, tidak sulit menemukan rumah yang kutuju. Apalagi di pusat kota dan di lingkungan yang elit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun