Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Patah Hatiku, Deritamu

2 Mei 2023   07:30 Diperbarui: 2 Mei 2023   07:31 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Koleksi Desain Megawati Sorek

     "Sa, elo kenapa?" Aku menghampirinya cepat.

     Aku melihat wajahnya yang pucat serta mata yang sayu dan kosong. Nisa terlihat seperti orang yang kebingungan.  Temanku yang selalu dipuji cantik  itu begitu berantakan.

      "Gue ...." Lirih suaranya berucap  kedua matanya mengerjap.

      "Apa yang sakit, Sa?"

     "Tadi ketika akan bersiap pergi kuliah, aku sarapan merebus mie. Saat aku makan, makanan itu berubah menjadi ... cacing. Aku mual, muntah dengan kepala teramat sakit. Aku merangkak mengambil minum. Airnya bau amis, hingga aku muntah lagi, aku juga mendengar seperti ada  bisikan tapi tak jelas apa yang diucapkan suara itu. Itu-"

     "Apa itu seperti semacam mantra?"potong Bu Heni dengan wajah terkejut.

     "Sepertinya i-iya." Nisa mengangguk cepat.

      "Ibu rasa ada yang tidak beres dengan Nisa, cobak Ibu telpon orang tuamu dan menjelaskan keadaan, Nak Nisa, " ucap Ibu pemilik indekost itu. Ia pun merogoh saku dan keluar ruangan.

     Aku dan Nisa mengangguk bersamaan dan terdiam. Hanyut dengan pikiran masing-masing.

     "Aaarg." Nisa mengeram, matanya berubah menjadi nyalang dan ia bangkit,  berjalan lurus.

     Aku sontak terkejut dan mundur beberapa langkah. Aku pun mencoba mengikuti langkah gadis itu perlahan. Ia menuju ke ruangan dapur. Kami berpapasan dengan Ibu Heni yang terlihat masih menelepon. Ia pun mengakhiri sambungan selulernya. Wanita setengah abad itu segera berjalan bersisian denganku mengekori Nisa. Nisa berbelok menuju kamar mandi  dan berdiri di tepi sumur cincin. Bu Heni dengan sigap bergerak menangkap tubuh Nisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun