Masih dengan berlutut, aku mendekatinya yang telah menyodorkan kaki agak sedikit berjinjit ke arahku. Mendapat celah, dengan cepat kutangkap kaki panjang miliknya tersebut hingga Ia jatuh tertelentang. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, aku merebut senjata dari tangannya. Diiringi jeritan menancapkan pada dada Brian dan itu berulang kali. Brian terkejut, mungkin Ia tak menduga aku melakukan itu. Dua binar tipis Brian semakin menyipit, seperti mencoba menarik napas yang tersengal. Akhirnya matanya terpejam. Aku yang di atas tubuhnya membeku. Baru tersadar atas semuanya. Sofi berlari, mendorongku. Menangkup kepala Brian di pangkuannya, berteriak histeris memanggil nama Brian berulang-ulang.
     "Mengapa kau bunuh cintaku, Bang! Mengapa?"
     Aku tertunduk, memandangi kedua tangan yang ternyata banyak berlumuran darah. Sofi justru marah dan kecewa padaku. Betapa besarnya cintamu pada Brian hingga relakah kau jika terus di sakiti olehnya. Aku yang tak rela, wahai Sofiku. Kau tahu lebih besar lagi cintaku padamu, Sofi. Hingga rasa sakitmu ingin kuambil alih, tetapi ternyata aku salah.
    Sofi telah pergi ke rumah sakit, sementara aku digiring dengan tangan yang di borgol. Jeruji besi telah menunggu.
Bionarasi
Megawati lahir 35 tahun lalu, tepatnya tanggal 15 Agustus 1985 di Tembilahan-Inhil . Kini berdomisili di Desa Angkasa Bandar Petalangan, Pelalawan, Riau.
 Organisasi yang saat ini diikuti adalah sebagai Pengurus Daerah Forum Taman Bacaan Masyarakat (PD FTBM) sebagai koordinator Bidang SDM serta memiliki geliat literasi Taman Bacaan Masyarakat ditingkat Kecamatan dengan nama "TBM Cahaya Angkasa".
Jejaknya bisa dilacak di akun Instagramnya yaitu #bundaaliqha. Kicauan serta statusnya terselip diakun aplikasi biru milik Mark Zuckerberg Facebook dengan nama Ayue Mega Bunda Aliqha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H