Mohon tunggu...
Mega Rosita Manalu
Mega Rosita Manalu Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Lampung

Halo. Saya adalah mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara dari Universitas Lampung👋

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Inovasi Kampung Nelayan Modern (KALAMO) di Pulau Pasaran, Lampung

21 Desember 2024   16:23 Diperbarui: 21 Desember 2024   16:23 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki laut yang beragam dan kaya akan potensi untuk dimanfaatkan, sehingga potensi tersebut dapat digunakan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat nelayan. Dengan luas perairan mencapai 5,8 juta km dan garis pantai terpanjang di dunia, Indonesia memiliki sumber daya kelautan yang melimpah, termasuk berbagai jenis ikan, udang, dan hasil laut lainnya yang dapat dieksplorasi lebih lanjut. Salah satu contoh lokasi yang berpotensi besar dalam menggalinya adalah Pulau Pasaran di Lampung, yang dikenal sebagai sentra pengolahan ikan teri. Untuk memanfaatkan potensi ini, pemerintah Indonesia harus mengelolanya agar sumber daya tersebut dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, yang dapat diimplementasikan melalui pembentukan program inovasi. Dengan adanya inovasi dan investasi yang tepat, seperti Program Kampung Nelayan Maju (KALAJU), pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat nelayan melalui pengembangan infrastruktur dan peningkatan kapasitas produksi. Dalam hal ini, Program (KALAJU) menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan kampung nelayan yang tertata, maju, bersih, sehat, dan nyaman. Program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup serta produktivitas usaha nelayan dan keluarganya dengan memberikan akses terhadap pelatihan, teknologi modern, dan fasilitas yang memadai.
Melalui implementasi (KALAJU), diharapkan masyarakat nelayan tidak hanya dapat meningkatkan hasil tangkapan mereka tetapi juga mengolah produk perikanan dengan lebih baik sehingga memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Dengan demikian, program ini tidak hanya akan memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat nelayan tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan sumber daya kelautan di Indonesia.

Seiring berkembangnya inovasi dalam Program Kampung Nelayan Maju (KALAJU) yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), upaya untuk mentransformasi komunitas nelayan tradisional menjadi lebih modern dan produktif semakin nyata. Salah satu contoh konkret dari inisiatif ini adalah Program Kampung Nelayan Modern (Kalamo) yang diresmikan di Pulau Pasaran, Lampung, pada 7 Februari 2024. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat nelayan dengan menyediakan fasilitas yang mendukung pengolahan ikan, khususnya ikan teri, serta menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman bagi para nelayan dan keluarganya. Dengan diubahnya wajah Pulau Pasaran menjadi Kampung Nelayan Modern kini memiliki sejumlah fasilitas yang memadai dalam mendukung pengolahan ikan teri. Tak hanya itu, terdapat juga sentra kuliner yang diharapkan bisa menumbuhkan perekonomian baru bagi masyarakat di Pulau Pasaran. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistyo mengatakan, di Indonesia saat ini baru ada dua Kampung Nelayan Modern (Kalamo). Di mana yang pertama diresmikan berada di Kabupaten Biak Numfor, Papua dan yang kedua Kampung Nelayan Modern di Pulau Pasaran, Bandar Lampung. 

Terwujudnya Kalamo Pulau Pasaran yang prosesnya memakan waktu 1,5 tahun ini, kata Budi Sulistyo, merupakan hasil koordinasi dan kolaborasi yang baik antara KKP, Komisi IV DPR RI dan Pemerintah Provinsi Lampung. Dirjen PDSPKP KKP berharap agar pengelola menjaga, memelihara dan memanfaatkan berbagai fasilitas ini dengan baik untuk menumbuhkan perekonomian, khususnya di kawasan pulau pasaran. Budi Sulistiyo juga berharap agar produk teri pulau pasaran bisa mendunia dan dikenal sebagai produk asli Lampung. 

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan suatu penelitian, karena pada dasarnya metode penelitan merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono 2017:2 dalam Nursanjaya,2021). Metode penelitian berisi tentang langkah -- langkah yang dimiliki dan harus dilakukan oleh peneliti dalam pengumpulan sebuah data serta melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan. Selain itu juga peneliti harus mengikuti pedoman sesuai dengan metode penelitian yang telah di tentukan agar data yang didapatkan bersifat akurat sehingga menghasilkan jurnal yang objektif dan maksimal. Terdapat definisi dari para ahli mengenai penelitian kualitatif, yaitu Bogdad dan Taylor (Nursanjaya,132:2021) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata -- kata tertulis atau lisan dari orang -- orang dan perilaku yang diamati atau yang akan dijadikan objek. Selain itu menurut Kirk dan Miller (1986:9), menjelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan adanya tradisi atau kebisaan tertentu dalam susunan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat lebih kearah fundamental untuk dapat bergantung pada hal -- hal yang berhubungan dengan pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan kepada orang -- orang tersebut dalam bentuk bahasa dan gaya peristilahannya (Nursanjaya,132:2021). Dengan demikian dari masing -- masing definisi yang dijelaskan oleh para ahli mengenai penelitian kualitatif, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu jenis penelitian dalam ilmu pengetahuan sosial yang menggunakan pandangan kesuaian alamiahnya fenomena, berdasarkan dari teori pokok fenomenologis dalam penelitian mengenai masalah sosial di suatu kawasan dari segi latar dan pandangan objek yang diteliti dengan sifat. Dan biasanya, penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif lebih memusatkan perhatian pada pemahan secara mendalam dengan menggunakan penggambaran kepada suatu fenomena yang diteliti daripada melihat permasalahan untuk kepentingan generalisasi. Sehingga dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif, peneliti akan mengetahui gambaran Program Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Pulau Pasaran, Lampung. 

Untuk memperoleh data yang lebih jelas dari masalah yang ada di jurnal ini maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Dalam jenis penelitian kualitatif pendekatan deskriptif mampu menggambarkan dan mengiterpretasi yang berikatan dengan objek yang diteliti sesuai dengan kenyataanya tanpa mengurangi atau melebihkan. Menurut I Made Winartha 2006:155 dalam (Mulia Z,2022) metode analisis deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengematan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di lapangan. Setelah menentukan metode penelitian dan pendekatan yang akan digunakan, maka peneliti juga harus menetapkan teknik pengambilan data yang akan digunakan. Karena pada dasarnya teknik pengambilan data tergolong sebagai hal yang paling strategis pada penelitian. Jika peneliti tidak menggunakan teknik pengambilan data, maka peneliti tidak dapat memperoleh data yang dapat menjelaskan masalah penelitian dan menjawab penelitian tersebut. Menurut Sugiyono, teknik pengambilan data adalah suatu langkah yang strategis di dalam penelitian, hal ini didasarkan dari tujuan penelitian yaitu mendapatkan data yang sifatnya akurat, sehingga tanpa adanya teknik pengambilan data peneliti tidak akan memperoleh data yang akan dibutuhkan sesuai dengan standar yang diinginkan dan disesuaikan dalam konteks bahasan penelitian. Oleh karnanya, peneliti menggunakan teknik pengambilan data sebagai berikut: 

a. Wawancara 

Menurut Sugiyono, wawancara adalah salah satu teknik di dalam pengambilan data yang sifatnya mengadakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi, sekaligus mendapatkan informasi yang di desain melalui tanya jawab, sehingga nantinya dapat disimpulkan makna dalam suatu topik sesuai dengan pokok bahasan penelitian. Dari pengertian tersebut, maka peneliti menggunakan teknik wawancara agar nantinya pertukaran informasi sesuai dengan apa yang diharapkan untuk menjawab dari permasalahan penelitian ini. Selain itu juga, teknik wawancara digunakan agar informasi yang ada bersifat akurat karena langsung dari informan yang merasakannya, sehingga pada akhirnya penelitian ini dapat terjawab dan terselesaikan. 

b. Observasi 

Menurut Hardani,2020:124 dalam (Nova Ariyantiari 2022). observasi adalah teknik pengambilan data yang biasanya dilakukan dengan cara mengamati aktivitas atau objek yang sedang berlangsung. Nantinya, pada teknik ini peneliti akan melakukan pengamatan sehingga dapat menggambarkan data yang diperlukan dalam penelitian. Selain itu, dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa peneliti akan menggunakan indra penglihatan yang bertujuan untuk melihat kejadian yang sedang berlangsung.

PEMBAHASAN

a. Profil Pulau Pasaran

Pulau Pasaran yang terletak di pesisir Bandar Lampung, Lampung, tepatnya di Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Timur, selama ini dikenal sebagai sentra produksi ikan teri. Saat ini, pulau seluas 12 hektar itu telah bertransformasi menjadi kampung nelayan modern dengan berbagai fasilitas. Salah satu hal menjadikan Pulau Pasaran unik adalah keberadaanya yang menjadi satu-satunya pulau berpenduduk di areal perkotaan di Lampung. Wilayah pesisir Lampung merupakan pertemuan dua wilayah, yaitu laut (Laut Jawa dan Samudera Hindia) dan daratan (Pegunungan Bukit- Barisan Selatan dan dataran banjir di sebelah timur). Wilayah pesisir Provinsi Lampung dapat dibagi menjadi empat bagian: Pantai Barat, Pantai Timur, Teluk Semangka dan Teluk Lampung. Keempat wilayah tersebut memiliki karakteristik biofisik, sosial, ekonomi dan budaya yang berbeda. Teluk Lampung merupakan sebuah teluk di perairan Selat Sunda (Pemerintah Daerah Propinsi Lampung, 2000). Pulau Pasaran merupakan pulau buatan di lepas pantai Teluk Lampung, tepatnya di Desa Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung.

Pulau Pasaran memiliki luas wilayah sebesar 13 hektar dan dihuni oleh 1500 jiwa. Sebagian besar penduduk Pulau Pasaran berprofesi sebagai nelayan dan pengolah ikan (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2022). Pulau Pasaran merupakan salah satu sentra industri pengolahan ikan teri dan asin di Lampung. Industri pengolahan ikan teri dan ikan asin di Pulau Pasaran melayani kebutuhan ikan asin nasional dengan produksi 20 hingga 30 ton ikan teri per hari. Selain menjadi pusat industri pengolahan ikan teri dan asin, Pulau Pasaran juga menjadi tempat budidaya kerang. Kerang hijau dipelihara dengan sistem keramba apung. Akses ke Pulau Pasaran dapat ditempuh dengan jalur penyeberangan laut menggunakan perahu jukung atau jalur jembatan yang bisa dilewati oleh pejalan kaki dan motor. Jembatan sepanjang 200 meter yang merupakan penghubung Pulau Pasaran dengan daratan di Teluk Betung ini dibangun tahun 2013. Fasilitas umum yang ada di Pulau Pasaran, diantaranya jalan kampung yang sudah di paving selebar 1 meter, pusat kesehatan masyarakat, masjid. MCK umum, gedung pertemuan, gedung koperasi, suplai listrik oleh PLN, dan air oleh (PDAM) dengan pipa yang tertanam di bawah laut. Sebagian warga masih memiliki sumur namun air sumur di sini tidak dikonsumsi karena berasa asindan hanya untuk kegiatan MCK. Penduduk yang mendiami Pulau sebanyak 1.173 jiwa yang terdiri dari 224 kepala keluarga. Penduduk Pulau Pasaran mayoritas bersuku jawa dan sisanya suku bugis dengan agama Islam sebagai kepercayaan yang dianut oleh warga. Kehidupan kemasyarakatan di Pulau Pasaran sangat rukun sehingga tidak pernah terjadi konflik sosial diantara masyarakat. Sektor perikanan menempati urutan pertama dalam mata pencarian warga desa 

Pulau Pasaran yang didominasi usaha pengolahan ikan teri, diikuti pengolah ikan asin, nelayan dan pembudidaya ikan serta buruh harian dan sebagainya.S ebagai pusat pengolahan ikan teri di Lampung, pulau Pasaran menyerap banyak tenaga kerja. terutama kaum ibu dari luar pulau. Satu pengolah paling sedikit membutuhkan sepuluh orang tenaga kerja lepas untuk proses penjemuran dan penyortiran ikan teri. Sehingga tidak kurang 300 orang ibu-ibu dari daratan di luar pulau yang setiap hari mengandalkan hidup bekerja di pulau Pasaran. Hal ini yang menjadi dasar Pulau Pasaran ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan oleh Wali Kota Bandar Lampung pada tahun 2010.

Selain pengolahan ikan, Pulau Pasaran juga memiliki galangan kapal atau tempat pembuatan kapal laut serta keramba apung budidaya kerang hijau dengan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Pulau pasaran juga membuka jalur wisata menuju spot mancing dan pulau wisata lainnya yang ada di Provinsi Lampung. 

b. Sejarah Pulau Pasaran

Pulau pasaran, terletak di selatan kota bandar lampung,memiliki sejarah yang kaya sebagai kampung nelayan. Sejak zaman dahuku, pulau inni  dihuni oleh masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut. Aktivitas perikanan menjadi tulang  punggung ekonomi lokal sejak tahun 1970. Nelayan lokal, menangkap ikan dan hasil laut lainnya menggunakanperahu sederhana. Kehidupan masyarakat saat itu bergantung pada alam dan mereka memiliki kearifan lokal dalam menjaga kelestarian laut. 

Seiring berjalannya waktu, pulau pasaran mulai mengalami perubahan. Masuknya teknologi dan modernisasi membawa dampak signifikan terhadap cara masyarakat menjalankan aktivitas perikanan. Nelayan tradisional mulai beralih menggunakan alat tangkap yang lebih modern, seperti jaring dan kapal motor. Perubahan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam menangkap ikan, tetapi memperluas jangkauan penangkapan. Masyarakat mulai merasakan peningkatan pendapatan, yang berdampak positif pada kualitas hidup mereka. Pada tahun 2020 kementerian kelautan dan perikanan membuat inovasi program yaitu kampung nelayan maju. Pulau pasaran menjadi salah satu penerima program dari KKP yang telah melalui kajian lingkungan hidup, kajian ekonomi, dll. Di indonesia sendiri sudah terdapat sekitar 79 kampung nelayan maju yang tersebar dipenjuru pesisir indonesia. Dan pada tahun 2023 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki program lanjutan yang bernama kampung nelayan modern (Kalamo) dari 79 kampung nelayan maju hanya 53 yang mengikuti seleksi menjadi kampung nelayan modern. Di tengah tantangan yang dihadapi pulau pasaran memiliki inovasi tersendiri dimana para nelayan pencari ikan dan pengolah ikan berinovasi untuk merebus ikan sebelum di bawa ke daratan untuk diolah menjadi ikan asin. Dan nelayan pula mulai menerapkan praktik perikanan yang berkelanjutan. Mereka membentuk kelompok nelayan yang fokus pada konservasi laut, melakukan pelatihan peningkatan keterampilan dan pengetahuan tentang pengelolaan sumber daya. Dukungan dari stakeholder tidak bisa dipungkiri dalam perubahan yang dialami oleh pulau pasaran.

Perubahan yang signifikan ini menjadikan pulau pasaran dari kampung nelayan maju menjadi kampung nelayan modern. Untuk mendapatkan bantuan program pemerintah tentang kampung nelayan modern, pulau pasaran telah melakukan beberapa kajian ulang. Dengan dukungan pemerintah dan lembaga non-pemerintah, Pulau Pasaran bertransformasi dari kampung nelayan tradisional menjadi kampung nelayan modern. Pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, fasilitas pengolahan hasil laut, dan akses pendidikan yang lebih baik, menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Pada saat ini, Pulau Pasaran tidak hanya dikenal sebagai kampung nelayan, tetapi juga sebagai model keberlanjutan dan modernitas dalam pengelolaan sumber daya. Masyarakat setempat terus berinovasi, menggabungkan tradisi dengan teknologi modern. Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan, Pulau Pasaran menjadi contoh bagaimana sebuah komunitas dapat beradaptasi dan berkembang dalam menghadapi perubahan zaman tanpa mengabaikan akar budaya mereka.

c.Program Kampung Nelayan Modern (Kalamo)

Indonesia sering disebut dengan negara maritim, sebutan ini didasarkan karena negara Indonesia memiliki jumlah perairan yang lebih besar dari daratan. Tercatat, Negara Indonesia memiliki jumlah perairan sebesar 70% dari toal luas wilayah negara. Dari jumlah kelautan yang dimiliki Indonesia, hal ini membuat salah satu keunggulan bagi Negara Indonesia. Pasalnya, pada lautan negara Indonesia, menyimpan banyak sekali potensi laut yang bisa di maksimalkan, seperti banyaknya ikan, minyak, gas bumi dan biota laut yang bisa dijadikan potensi untuk kenaikan perekonomian di Indonesia. Namun seringkali potensi ini dikesampingkan, baik dari pemerintah maupun masyarakat Indonesia. Alhasil banyak sekali kejahatan yang dilakukan oleh negara lain untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki kelautan negara Indonesia, sepertinya banyaknya pencurian ilegal ikan di perairan Indonesia. Melihat potensi dan masalah yang ada, sudah seharusnya pemerintah Indonesia lebih memperhatikan hal ini. Apabila hal ini bisa dimaksimalkan, maka akan membawa keuntungan bagi negara Indonesia, terutamanya bagi kenaikan perekonomian negara Indonesia yang dapat membawa kesejahteraan rakyat. Belum lama ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) membawa nafas baru bagi potensi yang dimiliki kelautan Negara Indonesia. 

Sejak tahun 2023 lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan program baru yang dinamakan dengan "Kampung Nelayan Modern (KALAMO)". Program ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk memaksimalkan potensi laut yang dimiliki Indonesia, yaitu dengan cara mengubah kampung nelayan tradisional menjadi kampung nelayan yang modern, maksud modern disini yaitu dengan adanya pemaksimalan sejumlah fasillitas canggih untuk menunjang peningkatan produktivitas, kompetensi masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar laut, dan pertumbuhan ekonomi yang bertumpu pada kelautan. Dalam melancarkan program Kampung Nelayan Modern (KALAMO), berdasarkan data yang dikutip dari laman Indonesia. go.id, Pemerintah menyiapkan anggaran sekitar 22 miliar.  Pada saat ini, lokasi yang telah mendapatkan Program Kampung Nelayan Modern (KALAMO) salah satunya berada di Pulau Pasaran, Provinsi Lampung. Dalam menyukseskan program ini, Pemerintah menetapkan langkah - langka yang dilakukan dalam melaksanakan Program Kampung Nelayan Modern (KALAMO) sebagai berikut.

1. Identifikasi kebutuhan dan Potensi Kelautan

-Penilaian Awal: melakukan kegiatan survei yang dilakukan pada tahapan awal, dengan tujuan mengidentifikasi kebutuhan utama dan potensi yang dimiliki oleh komunitas nelayan setempat.

-Berdialog dengan Masyarakat setempat: mengadakan pertemuan dengan nelayan yang ada dan tokoh masyarakat setempat untuk mendapatkan masukan langsung mengenai masalah yang dihadapi dan solusi yang bisa mendukung program ini.

2. Melakukan Perencanaan Program

-Pembentukan Tim Kerja: melakukan pembentukan tim kerja yang terdiri dari perwakilan pemerintah, LSM, akademisi, dan perwakilan masyarakat nelayan.

-Rencana Kerja: membuat rencana kerja yang jelas dengan tujua, sasaran, kegiatan, timeline, dan anggaran yang dibutuhkan.

-Pemetaan Sumber Daya: mengidentifikasi sumber daya yang tersedia dan dibutuhkan.

3. Sosialisasi dan Edukasi

-Sosialisasi Program: melakukan kegiatan sosialisasi yang bertujuan untuk memperkenalkan program kepada masyarakat nelayan dan untuk memberikan pemahaman dari tujuan program.

-Pelatihan dan Edukasi: menyediakan pelatihan dan edukasi yang relevan.

4. Implementasi Program

-Pemberdayaan Ekonomi: melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelatihan keterampilan, urusan mengenai permodalan, dan diversifikasi usaha.

-Infrastruktur dan Fasilitas: membangunan infrastruktur yang menunjang program tersebut.

-Layanan Kesehatan dan Pendidikan:menyediakan layanan kesehatan dan program pendidikan teruntuk komunitas nelayan setempat.

5  Monitoring dan Evaluasi

-Melakukan Pemantauan Secara berkala

-Melakukan Evaluasi dan Penyusuaian Efektivitas Program

-Mengadakan Laporan dan menunjang tranparansi

6. Pemberdayaan Kelembagaan

-Membentuk koperasi atau kelompok untuk menunjang program

-Melakukan pelatihan manajemen

7. Melakukan kolaborasi

-Membangun hubungan kerjasama dengan sektor swasta

-Mengadakan kolaborasi dengan akademisi dan peneliti untuk menyukseskan program

8. Sustainability dan Skalabilitas

-Membuat rencana yang menunjang unsur keberlanjutan.

Tentu untuk menyukseskan program Kampung Nelayan Modern (KALAMO), harus memiliki unsur - unsur penunjang dalam implementasi program ini, misalnya seperti fasilitas baik sarana dan prasarana. Adapun fasilitas yang menujang program Kampung Nelayan Modern (KALAMO) tepatnya yang berada di Pulau Pasaran, antara lain:

1. Koperasi Kampung Nelayan Modern (KALAMO)

Data yang tersaji dalam bentuk gambar tersebut, bisa memperjelas visual mengenai kondisi yang ada di koperasi Kampung Nelayan Modern tepatnya di Pulang Pasaran, Provinsi Lampung. Dalam program Kampung Nelayan Modern (KALAMO) yang langsung dinaungi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, tentara bahwa program ini memiliki instrumen salah satunya berupa pemberdayaan lembaga yang dilakukan melalui pembuatan koperasi. Hal ini bertujuan agar nantinya koperasi dapat membantu dan menggerakan ekonomi masyarakat setempat yang berasaskan gotong royong. Sehingga nantinya Koperasi yang ada dapat berkontribusi untuk pemaksimalan modal maupun tenaga yang menunjang kesuksesan program Kampung Nelayan Modern (KALAMO) dalam mencapai tujuan program tersebut. Nantinya pembentukan koperasi ini juga bisa dijadikan oleh warga setempat sebagai wadah yang dapat digunakan sebagai kegiatan berjualan oleh warga setempat, sehingga secara tidak langsung dapat menaikkan perekonomian masyarakat setempat.

2. Alat Transportasi Penunjang Program KALAMO

Program Kampung Nelayan Modern (KALAMO), dalam perjalannya pasti sering dibenturkan oleh permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan aksesibilitas. Pasalnya, kebutuhan aksesibilitas berhubungan langsung dengan efisiensi waktu pengangkutan barang khusunya hasil dari tangkapan nelayan. Untuk menyikapi hal tersebut, terdapat salah satu instrumen yang ada pada program Kampung Nelayan Modern (KALAMO), yaitu pemaksimalan fasilitas penujang melalui pengadaan sarana alat tranportasi yang diperuntukan sebagai pengangkatan barang. Dari adanya pengadaan sarana ini, akan memberikan dampak yang positif, seperti nelayan tidak harus menghabiskan waktu yang cukup lama untuk memindahkan barang ke suatu tempat, melainkan cukup menggunakan alat transportasi tersebut dengan skala yang lebih bsar sehingga nilai efisiensi didapatkan.

5  Fasilitas Pengeringan Ikan 

Dalam menyukseskan program Kampung Nelayan Modern, salah satu intrumen yang ada dalam program ini yaitu adanya pemaksimalan fasilitas. Dari data yang tersaji di atas, instrumen tersebut sudah dilakukan melalui pengadaan sarana tempat pengeringan ikan hasil tangkapan. Fasilitas pengeringan ikan hasil tangkapan ini bertujuan untuk menunjang efisiensi waktu dalam mengolah hasil potensi yang ada. Dengan pemanfaatan alat modern ini secara tidak langsung memperlihatka bahwa nama yang disematkan dalam program ini memang benar adanya. Selain itu juga, dengan adanya penggunaan fasilitas ini, nelayan tidak perlu lagi menunggu cuaca yang baik melainkan mampu memanfaatkan sarana tersebut di berbagai cuaca.

6. Fasilitas Penyimpanan Ikan   

Program Kampung Nelayan Modern (KALAMO) merupakan program yang diluncurkan untuk memaksimalkan potensi kelautan yang dimiliki negara Indonesia. Oleh karnanya, di dalam program ini harus memaksimakan fasilitas yang menunjang agar tujuan dari program ini dapat tercapai. Pemaksimalan fasilitas ini, dibuktikan seperti data yang tersaji di atas yaitu pengadaan penyimpanan ikan. Dengan adanya, fasilitas penyimpanan ikan ini, diharapkan mampu membantu nelayan untuk menyimpan hasil tangkapannya agar dapat terus dimanfaatkan. Selain itu juga, penyimpanan ikan yang efektif mampu menjaga kualitas dan kesegaran hasil tangkapan.

7. Bangunan Sentra Kuliner Ikan

Pada program Kampung Nelayan Modern (KALAMO) ini tidak hanya terpaku dalam pemaksimalan potensi kelautan saja, melainkan pada program ini terdapat kegiatan berupa pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut, pada program ini dibangun fasilitas berupa sentra kuliner ikan yang bisa dijadikan masyarakat setempat sebagai wadah berjualan hasil produk setempat. Dari hasil penjualan tersebut, bisa dijadikan sebagai langkah awal menaikan ekonomi masyarakat setempat. Selain itu juga, kegiatan ini bisa menaikan keterampilan masyarakat setempat untuk melihat peluang dengan kondisi yang ada dengan menyesuaikan perkembangan jaman.

Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan 

Program Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Pulau Pasaran, Lampung, telah berhasil meningkatkan kualitas hidup masyarakat nelayan melalui penyediaan infrastruktur modern, pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan ekonomi. Fasilitas seperti tempat penyimpanan dan pengeringan ikan, alat transportasi, serta sentra kuliner telah mendukung peningkatan produktivitas dan nilai tambah hasil perikanan masyarakat. Selain itu, program ini mendorong keberlanjutan sumber daya kelautan dengan memperkenalkan praktik perikanan yang lebih ramah lingkungan dan pengelolaan yang lebih terorganisasi. Transformasi Pulau Pasaran menjadi kampung nelayan modern mencerminkan kolaborasi yang efektif antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder lainnya, sehingga menciptakan model komunitas maritim yang modern dan mandiri.

b. Saran

Untuk menjaga keberlanjutan program ini, pemerintah daerah dan masyarakat perlu memastikan pemeliharaan fasilitas yang telah disediakan agar dapat digunakan dalam jangka panjang. Inovasi dalam diversifikasi produk perikanan diperlukan untuk terus meningkatkan nilai ekonomis hasil tangkapan, sehingga produk lokal mampu bersaing di pasar global. Upaya promosi dan branding "ikan teri Pulau Pasaran" sebagai produk unggulan Lampung juga penting dilakukan untuk memperluas pasar internasional. Selain itu, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan manajemen bisnis, pemasaran digital, dan pengelolaan keuangan akan membantu masyarakat mengoptimalkan potensi ekonomi yang ada. Kolaborasi berkelanjutan dengan sektor swasta, LSM, dan akademisi perlu terus dilakukan untuk memperkuat keberlanjutan program serta menciptakan inovasi baru yang relevan.

Referensi

Ali, M. (2015). Potensi Wisata Bahari Pulau Pasaran Bandar Lampung. In Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian.

Ariyanti, N., Marleni, & Prasrihamni, M. (2022). Analisis Faktor Penghambat Membaca Permulaan pada Siswa Kelas I di SD Negeri 10 Palembang. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(4), 1450--1455. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/5462

Nursanjaya. (2021). Understanding Qualitative Research Prosedures: A Practical Guide to Make It Easier for Students. Negotium: Journal of Business Administration Science, 04(01), 126-141 (In Indonesia).

Winartha (2006:155). (2022). Implementation Of Organizational Culture On Village Owned Enterprises (BUMDes) Village Karangpapak Cisolok Subdistrict Sukabumi District. Jurnal Ilmu Manajemen Retail (JIMAT), 3(1), 55--59. https://doi.org/

Nama Penulis:

1. Ubaidillah Afif Nugroho (2216041095)

2. Mega Rosita Manalu (2216041102)

3. Diva Aulia Ramadanti (2216041103)

4. Artiya Rumondang Carolin H. (2216041108)

5. Fariz Hafizh Zul Hazmi (2256041042)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun