“anytime.. kalo lu mau cerita, cerita aja.. tar kontak aja gue-nya”
Sepagi ini selain kesadaranku yang pulih untuk mengejar kembali kesempatan kedua bersama permata, aku juga semakin sadar kalau teman yang baik itu merupakan obat mujarab untuk mengingatkan dan menyemangati kembali saat manusia itu galau dan bimbang akan pilihan.
Aku mengepalkan tangan berusaha mengumpulkan semua tekad. Yah aku bisa, aku bisa mengejar apa yang aku mau. Masih ada waktu. Aku tak boleh menyerah!
Setelah beberapa lama, merasakan bagaimana semangat itu mulai terpantik dan terbakar membara aku memutuskan untuk kembali pulang. Ada hal yang aku harus “persiapkan”
“gue pulang dulu gi.. sori gue dah ganggu jam segini..”
“alah lu kayak sama siapa aja.. lu dulu juga sering gue repotin..” egi tersenyum sambil meninju lenganku. “tar kalau ada perkembangan apapun kasih tau gue yak”
“siap laksanakan...”
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
kulirik jam tanganku. Pukul 07:40 dan aku sudah berdiri di depan panti. Semangatku mantap. Mukaku cerah. Aku datang sebentar hanya ingin “menyatakan” satu hal kepadanya.
Clingak-clinguk memperhatikan. Tampaknya anak-anak sudah banyak yang berangkat sekolah. Panti sepi (walau masih ada juga hiruk pikuk anak-anak dari dalam). Tak ada tanda-tanda kang yayat ataupun teh lilis.
“Assalamualaikum...Permisi...”