Mohon tunggu...
Median Editya
Median Editya Mohon Tunggu... lainnya -

penyuka beladiri dan sastra. calon guru teknik yang dicemplungin NASIB ke dunia perbankan..well, life always have a twisting plot rite ?

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Tak Mau Lari Lagi...

2 Januari 2011   07:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:02 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuuuut...tuuuuut....tuuuuut...tuuuuuut.... Klik

“Halo”

“Gi, dimana lu?”

“dirumah lah, ngapain lu telpon tengah malem buta gini? Tidur woi tidur..ganggu orang aja..” misuh-misuh suara egi diujung sana. Wajar saja, aku menelpon dia saat jam menunjukkan pukul 01:45 dini hari.

“Gue kerumah lu sekarang.. ada yang musti gue ceritakan.. penting! Bisa gak?” Entahlah, mungkin kalau aku mendapatkan pandangan kedua dari seorang teman baik otak ini akan semakin membaik.

“haaah? Ada apaan?”

“udah lu taunya pas gue cerita langsung aja..gue kesana sekarang..klik” kumatikan sambungan telpon. Pasti egi marah-marah diujung sana (bodo..). Aku bergegas mengambil kunci motor dan jaket ku. Berangkat! sebelum otak ini terlanjur “meledak”.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

“kenape lu datang-datang jam segini. Bau alkohol. Muka mumet. Ada masalah di kerjaan?” Egi yang sudah bangun menyodorkan segelas teh hangat kepadaku “minum.. biar otak ma nalar lu jalan waktu cerita!”

Mau tak mau ku ambil segelas teh itu. Menyeruput habis dalam beberapa kali tenggak. Membiarkan rasa hangatnya merayap perlahan menuju otak.

“gue ketemu permata”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun