Mohon tunggu...
Median Editya
Median Editya Mohon Tunggu... lainnya -

penyuka beladiri dan sastra. calon guru teknik yang dicemplungin NASIB ke dunia perbankan..well, life always have a twisting plot rite ?

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Tak Mau Lari Lagi...

2 Januari 2011   07:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:02 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

yah obrolan standar itu berlangsung selama beberapa puluh menit. Kang yayat bertanya banyak hal, mengenai apa usahaku (beliau baru tau kalau aku pemilik beberapa tempat usaha yang cukup terkenal dibandung ini), bagaimana keluarga dan asal-usulku, dan beragam hal lainnya. Tak mengapa, aku malah bersyukur ada kang yayat. Kalau tidak aku bisa mati kutu. Tak mampu berbicara banyak (walaupun sangat ingin berbicara banyak) kepada permata.

“hebat... masih muda sudah memiliki beberapa usaha. kasep pula. Akang yakin aa pasti sudah ada pasangannya. Eh sudah menikah apa belum ini teh? Atau baru sekedar punya pacar?”

aku menelan ludah. Bagian ini nih yang aku tak suka.

“belum menikah kang.... pacar juga tak punya” jawabku seadanya. Takut-takut jawab salah. Apalagi ada permata didepanku..haduh bisa kacau urusan.

“ah kalau saja permata belum punya pasangan, akang mau jodohin sama aa. Cocok kalian mah. Yang satu geulis yang satu kasep. Serasi pisan....”

“ah akang mah jodoh-jodohin aja. Tar a surya marah loh kalau tau. Apalagi permata kan dua bulan lagi rencananya mau menikah”. Belum selesai kang yayat menyelesaikan kata-katanya, satu suara lembut dari arah belakang sudah memotongnya.

“ah teteh mah, kan gak papa berandai-andai. Makanannya sudah siap ya teh?” timpal kang yayat. “iya kang.. ajak semuanya kesini..makan dulu”

Tunggu... tunggu dulu. Dua bulan lagi menikah? Apa aku salah dengar? Kucoba menatap langsung permata. Mencoba mencari jawaban dari raut mukanya. Mendapati kenyataan kalau dia semakin tertunduk. Memainkan ujung-ujung bajunya. Tiba-tiba kepalaku mendadak pusing dibuatnya...

“mari a kita makan dulu...” ajak kang yayat.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Sumpah, tiba-tiba aku merasa sedang dipermainkan. Saat sudah dipertemukan dan apa yang aku temukan adalah permata akan segera menikah! Apa-apaan ini, hidup benar-benar lucu kalau begini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun