Pendidikan orang tua
Pendidikan orang tua dapat berpengaruh pada pembentukan kepribadian dan cara berpikir anak. Orang tua yang berpendidikan dan memiliki cara berpikir yang dewasa dapat memberikan informasi yang benar dan memiliki pengetahuan tentang hubungan pacaran maupun dalam bertingkah laku kepada sesama.
Pola Asuh Orang Tua
Orang tua yang terlalu membebaskan atau terlalu mengekang anaknya dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Jika anak terlalu dibebaskan, ia akan berlaku semaunya karena merasa bahwa tidak ada aturan yang mengikatnya. Sedangkan jika anak terlalu dikekang, akan tumbuh masalah emosional anak dimana akan timbul rasa iri kepada anak-anak lain, dan pada suatu saat ia dapat bertindak di luar kendali sebagai bentuk balas dendam.
Konflik dalam Keluarga
Keluarga merupakan agen sosialisasi primer dari seorang individu. Apa yang ia lihat, alami, dan rasakan dalam lingkup keluarga, akan membekas dan ia terapkan kepada orang lain. Jika ia merasakan keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang, itulah yang akan ia lakukan ke orang sekitarnya. Sebaliknya, jika ia melihat orang tuanya sering bertengkar, saling memukul, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang agresif dan akan suka melakukan kekerasan pada orang lain pula. Misalnya, dengan melihat ayahnya yang sering membentak dan memukul ibunya, maka seorang anak akan menganggap bahwa laki-laki lah yang berkuasa atas perempuan, dan perempuan pantas menerima perlakuan tersebut jika tidak tunduk kepada laki-laki.
Teman Sebaya
 Teman sebaya dapat membawa pengaruh positif dan negatif. Pada kesempatan ini, kita akan melihat pengaruh negatif yang dapat diberikan teman sebaya. Lingkungan pertemanan tentunya berperan besar terhadap pembentukan kepribadian remaja. Teman sebaya dapat menjadi role model seseorang dalam berpacaran. Jika temannya memperlihatkan gaya pacarana yang tidak seharusnya, maka muncul kemungkinan temannya akan mengikuti apa yang dilakukan. Teman sebaya juga dapat memberi pengaruh kepada seseorang untuk ingin mencoba menjalin hubungan pacaran dengan orang lain. Pada beberapa kasus, bahkan geng laki-laki ini bertaruh tentang siapa yang bisa mendapatkan seorang perempuan, atau siapa yang bisa berhubungan seksual dengan pacarnya untuk dapat dianggap hebat di lingkungan pertemanannya.
- Gaya Pacaran yang Dapat Menimbulkan Kekerasan serta Contoh Kasus
Posesif dan Manipulatif
Informan pertama pada sebuah penelitian berinisial I berumur 18 tahun mengalami kekerasan fisik dan seksual dalam pacaran dikarenakan sifat pacarnya yang posesif dan manipulatif. Pacar I disebut sebagai pria yang pencemburu, sehingga ia membatasi I untuk bergaul dengan teman-temannya. I juga pernah diselingkuhi sebanyak 15 kali, namun bukan semakin menjauh, I malah semakin tunduk dan tidak memutus hubungannya tersebut karena diiming-iming akan lebih menderita dan tidak ada yang mau menjadi pacar I selain dirinya. Pacar I pernah juga pernah membuka pakaian I secara paksa dan pernah memukul juga menendang I hingga harus dirawat di rumah sakit.
Kasar dan Temperamental