Kekerasan verbal dan emosional dilakukan seseorang terhadap pasangannya berupa celaan, melontarkan perkataan tidak senonoh, maupun memasang ekspresi yang tidak seharusnya atau mengintimidasi. Murray menyebutkan ada 12 bentuk kekerasan verbal dan emosional yang dapat dilakukan seseorang terhadap pasangannya:
- Memanggil pasangan dengan sebutan yang tidak pantas, seperti gendut, jelek, pendek, pemalas, oon. (Name Calling)
- Â
- Memberikan pandangan intimidasi terhadap pasangan. (Intimidating Looks)
- Â
- Memantau dan memeriksa ponsel pasangannya. (Use of pagers and cell phones)
- Â
- Membuat seseorang menunggu telepon dari pasangannya. (Making a boy / girl wait by phone)
- Â
- Memaksa pasangannya untuk selalu menghabiskan waktu dengannya. (Monopolizing a girl's / boy's time)
- Â
- Membuat pasangan tidak percaya diri dan tidak nyaman. (Making a girl's / boy's feel insecure)
- Â
- Mencurigai dan menuduh pasangannya atas perbuatan yang belum tentu benar. (Blamming)
- Â
- Memanipulasi. (Manipulation / making himself look pathetic)
- Â
- Melontarkan kata-kata ancaman. (Making threats)
- Â
- Cenderung cemburu berlebihan, mengatur, dan posesif. (Interrogating)
- Â
- Mempermalukan pasangan di depan public. (Humiliating her / him in public)
- Â
- Tidak menghargai barang milik pasangan. (Breaking treasured items)
Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual dapat diartikan sebagai kekerasan yang berhubungan dengan seksualitas atau dengan melakukan kontak seksual yang tidak dikehendaki pasangannya. Kekerasan seksual dapat berupa pemerkosaan, sentuhan di area yang tidak seharusnya seperti dada, bokong, pinggang, dan lainnya, dan ciuman yang tidak diinginkan
Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik berarti kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap pasangannya yang menimbulkan luka secara fisik. Kekerasan fisik dapat berupa memukul, menendang, mendorong, membenturkan, mencekik, menggigit, atau menggenggam terlalu keras. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa memar, patah tulang, pergeseran tulang, maupun luka berdarah.
Kekerasan Ekonomi
Selain itu, menurut Rifka, adapula yang dinamakan sebagai kekerasan ekonomi, yaitu kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap pasangannya terkait ekonomi, seperti memeras, mengambil uang, atau meminjam uang tanpa mengembalikannya. Jika uang tersebut tidak diberikan, pasangannya akan berkata bahwa ia tidak lagi dicintai karena tidak mau meminjamkan uangnya atau tindakan manipulatif lainnya.
- Penyebab Internal Remaja Melakukan Kekerasan Dalam Pacaran
Emosi yang belum stabil
Masa remaja merupakan fase pertumbuhan dan perkembangan individu secara rohani dan jasmani. Terutama tentang perasaan, seringkali kita mendengar istilah "Remaja Labil", yang berarti perasaan atau emosi pada remaja sering berubah-ubah dan tidak menentu. Perasaan yang tidak stabil ini dapat menyebabkan terjadinya kekerasan dalam pacaran. Di mana seringkali kita temukan remaja laki-laki yang tidak dapat mengontrol emosi dan hawa nafsu sehingga melakukan hal di luar kendali tanpa berpikir jauh. Seperti yang diungkapkan A. Bandura, pada masa remaja seringkali terjadi pemberontakan dan pertentangan pada keadaan. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku agresif kerap kita temui dalam masa pertumbuhan remaja.[7]
Cara berpikir yang belum matang
Banyak remaja yang berpikir bahwa pacaran hanya untuk mencari pengalaman, mengikut teman-temannya, atau hanya sekedar coba-coba dan untuk bersenang-senang. Mereka belum mengetahui dan belum memiliki konsep dan tujuan yang matang mengenai pacaran. Mereka juga belum dapat berpikir lebih jauh ketika dihadapkan pada masalah atau perbedaan pendapat dalam hubungan, sehingga keputusan yang mereka ambil merupakan keputusan emosional yang tidak mempertimbangkan sebab dan akibatnya. Seringkali keputusan yang diambil saat perasaan emosi merupakan keputusan tidak tepat karena hanya bertujuan melampiaskan amarah dan bukan untuk menyelesaikan masalah karena tidak berlandaskan logika.
- Penyebab Eksternal Remaja Melakukan Kekerasan Dalam Pacaran