Mohon tunggu...
Fadli Muhamad
Fadli Muhamad Mohon Tunggu... Pustakawan - Writer

Love reading, love writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lilin Terakhir

30 November 2023   08:27 Diperbarui: 30 November 2023   09:05 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Baiklah, hanya tinggal kita yang tersisa," ujar Andre dengan suara yang sedikit bergetar. "Salah satu dari kita bisa merubah keadaannya. Dengan cara menjadi anak yang baik."

"Baiklah, baiklah, baiklah," ujar Luca diiringi suara isak tangisnya. "Aku berjanji akan menjadi anak yang baik. Aku berjanji tidak akan menjahili siapa pun lagi. Aku berjanji akan selalu merapikan tempat tidurku setelah bangun pagi. Aku berjanji, aku berjanji."

"Ya, aku tahu kau pasti bisa menepati janjimu itu, Luc," jawab Andre sambil tersenyum. "Tapi bukan hanya itu untuk menjadi anak yang baik. Kau tahu apa yang bisa mengubah pribadi anak menjadi baik? Itu adalah . . ."

Belum sempat Andre menyelesaikan kalimatnya, dirinya langsung terbang ke arah belakang seakan ada yang menariknya. Aku dan Luca yang melihat tepat di depan mata kami, langsung terperanjat secara bersamaan. Luca langsung memeluk lenganku, dan suara tangisnya semakin menjadi-jadi. Kini hanya tinggal kami berdua yang berada di bawah selimut putih ini, dengan tubuh yang sama-sama bergetar dengan sangat hebat. Luca terus menangis dan bergumam sambil memeluk lenganku, dan aku tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku sama sekali tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa mereka menghilang dengan sangat cepat seperti itu? Apakah Boogeyman yang menangkap mereka? Oh astaga! Dengan jantung yang sangat cepat berdegup ini aku tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Aku akan menjadi anak yang baik, aku akan menjadi anak yang baik, aku akan menjadi anak yang baik," gumam Luca sambil terus terisak. "Felix, aku tidak mau menjadi anak yang nakal lagi, aku ingin menjadi anak yang baik. Aku ingin menjadi anak yang baik. Felix . . . Felix . . . FELIIIIXXXX . . ."

Dalam hitungan detik Luca juga menghilang dari pandanganku. Jantungku kali ini berdegup lima kali lebih cepat dari biasanya. Keringat dingin dan air mata mengucur deras membasahi wajahku yang dingin dan membeku ini. Nafasku tersengal, dan tubuhku bergetar sangat hebat. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Sementara lilin yang menjadi sumber cahaya satu-satunya ini sudah hampir redup. Aku mencoba untuk memfokuskan diriku. Kutarik nafas panjang sebanyak tiga kali dan mencoba mengingat apa pesan yang disampaikan oleh Andre.

Terbayang bagaimana wajahnya yang datar dan kosong mencoba untuk memberitahu sesuatu tentang menjadi anak yang baik. Dan sebelumnya Luca sudah berbicara panjang lebar bahwa dia akan berjanji akan menjadi anak baik, tapi Andre bilang itu belum cukup. Lalu apa lagi yang bisa membuat anak nakal menjadi baik.

Tunggu dulu, sebelumnya Andre berkata bahwa kita sudah melanggar peraturan sehingga menyebabkan kita menjadi anak yang nakal. Jadi, untuk kembali menjadi anak yang baik, kita harus kembali mengikuti peraturannya, bukan? Ya, ya, ya. Ikuti peraturannya! Ikuti peraturannya!

Aku mencoba untuk mengingat peraturannya, tapi semua wajah teman-temanku justru yang terpampang. Aku langsung menepis itu semua dengan cepat untuk bisa kembali fokus. Aku pun berhasil mengingatnya. Peraturannya adalah, APAPUN YANG TERJADI, JANGAN RUSAK LINGKARANNYA, HITUNG SAMPAI SEPULUH SETELAH LILIN TERAKHIR MATI, DAN SEGERA NYALAKAN KEMBALI UNTUK MENGAKHIRI. Ya, itu dia peraturannya! Sekarang yang harus kulakukan hanya tinggal menunggu lilin ini mati.

Dengan perlahan lilin ini pun mulai meredup dan aku segera menghitung mulai dari . . .

SATU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun