Mohon tunggu...
Fadli Muhamad
Fadli Muhamad Mohon Tunggu... Pustakawan - Writer

Love reading, love writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lilin Terakhir

30 November 2023   08:27 Diperbarui: 30 November 2023   09:05 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Andre bertanya dengan suara pelan dan dengan nada yang mengancam, "Kalian yakin ingin mendengarnya? Karena aku tidak akan bertanggung jawab jika kalian nantinya menjadi paranoid atau semacamnya."

"Oh, ayolah. Kami bisa mengatasinya," jawab Frans dengan cepat.

"Ya, lagipula kita sudah di sini, bukan? Kenapa harus berhenti sekarang," sambung Gilbert dengan nada seirama.

Baca juga: Lantai Tiga Belas

"Mungkin kau harus menanyakan itu secara pribadi kepada Felix, dia yang paling penakut di antara kita, kan?" sambung Luca sambil menyikutku serta dengan seringai khasnya.

"Aku tidak takut! Buktinya aku masih di sini bersama kalian, kan?!" tegasku.

"Ya, itu karena kau terlalu takut untuk kembali ke kasurmu, bukan? Hihi," sambung Luca yang masih terus menggodaku dan menakut-nakutiku.

"Hei, sudahlah teman-teman," sela Frans dengan nada tidak sabaran. "Tidakkah kalian penasaran dengan cerita Andre hari ini?"

"Ya, ya, mulai ceritanya, Ndre," sambung Gilbert menyetujui.

"Baiklah kalau begitu. Tapi aku ingin menegaskan ini sekali lagi, bahwa cerita selanjutnya mungkin akan membuat kalian takut, paranoid atau semacamnya," jawab Andre. "Lagipula saat ini kita sedang berada di dalam lingkaran, kan? Dan kalian masih ingat bagaimana peraturannya?"

"APAPUN YANG TERJADI, JANGAN RUSAK LINGKARANNYA, HITUNG SAMPAI SEPULUH SETELAH LILIN TERAKHIR MATI, DAN SEGERA NYALAKAN KEMBALI UNTUK MENGAKHIRI," sahut kami secara bersamaan.

"Bagus," sahut Andre sambil menganggukan kepalanya dengan pelan, "kita akan mulai setelah tepat pukul dua belas. Dan kalian tahu peraturan yang lainnya, bukan?" Andre memajukan tubuhnya dan berbisik sangat pelan dengan nada yang mengancam, "JANGAN BERSUARA SAMPAI DENTANG TERAKHIR BERBUNYI!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun