Mohon tunggu...
Mursyid Burhanuddin
Mursyid Burhanuddin Mohon Tunggu... Administrasi - Direktur

Dewan Pertimbangan Ikatan Penerbit Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nadiem dan Kurikulum Era 5.0

12 Desember 2019   07:00 Diperbarui: 12 Desember 2019   07:01 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada aspek penilaian: Menggambarkan kompetensi secara komprehensif, penguatan akuntabilitas, objektivitas, dan portofolio.

Dari situ terlihat, tidak semua kompunen berbeda dengan K-13.

Beberapa hal adalah komponen baru. Beberapa hal yang lain masih sama. Bahkan, dipertajam.

Oleh karena itu, penyederhanaan K-13 bisa ditempuh dengan menggunakan opsi minor saja. Misalnya, cukup dengan mengkaji ulang kompetensi dasar, memetakan konsep dasar vokasi atau pada penguatan instructional delivery and blended learning.

Jika perombakan yang akan dilakukan maka bisa ditempuh dengan opsi mayor. Yakni, me-redesain kompetensi dasar sesuai dengan tuntutan kebutuhan atau penguatan learning ketimbang schooling.

Dus, Kemdikbud sebenarnya telah memiliki naskah akademik. Tinggal mana yang akan dipilih. Kapan eksekusinya? Semua bergantung pada Nadiem.

Nadiem, sebagai Mendikbud saat ini, memiliki hak veto terhadap rancangan kurikulum itu.  Ia memiliki kewenangan seperti apa seharusnya kurikulum harus dibangun. Juga, ia berhak menerima masukan dari para guru dan tokoh masyarakat.

Namun, kurikulum yang mantap, bagaimanapun, adalah urusan yang menuntut kesabaran. Tidak bisa digas pol seperti ojek online. Bahkan dalam situasi hari ini, di mana segala hal menghendaki kecepatan dan hasil seketika.

Perombakan atau penyederhaan kurikulum memerlukan pola pikir yang berbeda. Memerlukan persiapan yang mantap.

Sebagaimana dalam urusan-urusan lain, Presiden Jokowi selalu ingin serba cepat.

Ia mengejutkan, dan membuat saya shock, ketika menyuruh merombak kurikulum besar-besaran. Dan membuat kami kuatir karena menjadikan aplikasi teknologi sebagai solusi untuk melakukan lompatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun