Dan, itulah yang sekarang sedang dilakukan oleh Kemdikbud. Yakni, menyiapkan rancangan pengganti Kurikulum 2013 (K-13).
Sebuah kurikulum yang diharapkan mampu menjawab tantangan Era disruptif dan tuntutan Era 5.0. Sebuah kurikulum yang tidak saja memerhatikan pengetahuan konten (knowledge contents), tapi juga pada keterampilan berfikir (thinking skills). Juga bukan kurikulum yang hanya menghasilkan a 'mile-wide-inch-deep' curriculum. Yang hanya menghasilkan pengetahuan melebar. Tapi, dangkal (hanya beberapa inchi) kedalamannya.
Era masyarakat 5.0 yang diadopsi oleh Kemdikbud, pertama kali di-inisasi PM Jepang Shinzo Abe.
Era 5.0 bukan hanya bicara tentang teknologi. Tapi, juga tentang kebijakan dan regulasi. Pendek kata, teknologi masa depan harus tetap menempatkan manusia sebagai pengendalinya. Pemanfaatan Big Data juga diharapkan ke arah terwujudnya humanize smart society. Jadi, pemanfaatan teknologi harus lah manusia sebagai pusatnya.
Lalu, bagaimana gambaran model pengganti K-13 itu?
Kita bisa menyimaknya dari model Kurikulum Era Disrupsi dan Masyarakat Era 5.0.
Itu adalah desain kurikulum yang menjadi rujukan Kemdikbud. Yang berasal dari hasil kajian Kemdikbud dan Kemenristekdikti, tahun 2018 dan 2019.
Yang konsepnya kurang lebih begini:
Pada komponen kompetensi: tetap menggunakan Competencies Based Curriculum, dengan menguatkan kompetensi masa kini dan masa depan.
Yang menarik pada komponen konten. Dengan masuknya coding (bahasa pemrograman) ke dalam kurikulum. Selain kecukupan dan kesesuaian, berbasis riset, digital resources dan vokasi.
Pada komponen proses: Memanfaatkan blended learning, terintegrasi dengan dunia kerja, optimalisasi penggunaan digital resources dan penguatan STEM dan tematik.