Mohon tunggu...
mbak Yun
mbak Yun Mohon Tunggu... Pensiun -

Life is beautiful https://penatajam.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi di Akhir Musim Dingin

9 Oktober 2017   16:22 Diperbarui: 9 Oktober 2017   17:01 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://m.shutterstock.com/images/547260514

" Dasar laki-laki keparat dan menyebalkan, masih beraninya dia kirim salam untuk ku" 

Kata-kata ini masih berputar di benak Melati. 

Kakinya melangkah masuk ke kereta untuk pulang, namun pikirannya masih bergelut dengan  percakapan tadi siang yang sangat membekas di hatinya.

Workshop hari ini sangat melelahkan, bukan hanya karena materinya yg padat, tetapi karena Rebecca membawa kabar yg tak dia harapkan.

" Hi, Melati" Sapa Rebecca

" Oh Rebecca, how nice to see you again" Balas Melati sambil cipika cipiki

" Bagaimana kabarmu di Gold Coast?" 

" Baik-baik saja, kami senang tinggal di Gold Coast,  the best place for us" Jawab Melati.

" I am glad to hear" Rebecca tersenyum

" Bagaimana Adelaide dan teman-teman di sana?" Tanya Melati

" Oh masih saja sama, sepi, tenang, dingin dan panas." Jawab Rebecca sambil tersenyum lebar.

" Aach ..speaking Adelaide, saya jadi ingat, ada salam buat mu" Lanjut Rebecca

" Oh ya..dari siapa"? Tanya Melati penasaran, karena masih banyak teman Melati yg masih bekerja di kantor Adelaide.

" Kamu masih ingat George?" Tanya Rebecca

" Ya, pasti masih ingat. Oh dia masih hidup?" Jawab Melati sambil tertawa, Rebecca ikut tertawa. Namun Rebecca melihat raut wajah Melati yg tiba-tiba berubah, lalu dia berkata:

" Maafkan aku Melati, tidak bermaksud mengusik pikiranmu. Kamu kelihatan tidak suka dengan salam itu." 

"Ach..jangan begitu, itu bukan salahmu. Aku juga heran, ternyata masih juga terusik hatiku dengan lelaki keparat itu" Jawab Melati.

" Yaa.. semua juga tahu bagaimana sifat dia. Kelihatan sangat halus, tetapi seperti bulus. Kamu bukan satu-satunya orang yg tersakiti oleh dia" Kata Rebecca

"Ya, kadang aku masih merasa bodoh, bagaimana bisa jatuh hati pada lelaki seperti dia" Jawab Melati.

" Betul, kadang cinta memang bisa membuat orang melakukan hal-hal yg bodoh" Kata Rebecca. 

Perkataan itu membuat kedua wanita itu tertawa keras.

" Excuse me" Suara dari sebelah membuyarkan lamunan Melati, rupanya ada orang yg mau turun.

" Oh.. I am sorry" Jawab Melati sambil bergeser.  

" No worries" Jawab orang itu sambil melangkah keluar. 

Kereta jurusan Brisbane ke Gold Coast sore ini padat, jadi penumpang sering harus bergeser ketika ada orang yg mau turun. Melati melihat sekeliling, dari tempatnya berdiri, dia melihat ada kursi kosong dekat jendela, lalu dia melangkah ke sana untuk duduk. Tubuhnya terasa capek, perjalanan masih lumayan, setengah jam lagi baru sampai di stasiun Robina, tempat dia akan turun. Setelah itu dia harus driving sekitar dua pululh menit menuju Surfers Paradise tempat dia tinggal.

"Untung deh acara workshop ini diadakan tiap empat bulan, nggak terbayang deh kalau tiap minggu" Pikir Melati sambil melihat ke luar jendela.  

Tiba di stasiun Robina, Melati bergegas keluar dan langsung menuju tempat parkir. Dia masuk mobil dan menghela nafas sebentar, sebelum memutar kunci untuk start mobilnya. Jalanan di Gold Coast lumayan sibuk, karena ini Jumat malam, banyak orang keluar untuk dinner, bertemu teman, atau ke tempat-tempat hiburan lainnya.

Sampai di depan rumah, Melati memarkir mobilnya di driveway, lalu melangkah ke pintu depan,

"Hhmm..masih ada lampu yg menyala di dalam rumah, berarti masih ada yg belum tidur" Pikir Melati

Diputarnya kunci pintu rumah, perlahan dia buka pintu supaya tidak berisik. Melati tak melihat siapapun di ruang depan, begitu juga di ruang tengah. Dia terus melangkah ke kamar tidur, didorongnya pintu perlahan. Ketika pintu terbuka, ternyata tak ada satu orangpun yg masih terjaga.  Melati keluar lagi mematikan semua lampu, tak ada selera untuk makan malam, terlalu capek, ingin langsung tidur.

Setelah semua lampu mati, Melati kembali masuk ke kamar dan mandi. Selesai mandi, badannya terasa enak, segar dan rilex, direbahkan badannya pelan-pelan di tempat tidur, tak begitu lama, diapun tertidur pulas.

****

Dari balkoni apartemen Melati menikmati gemerlapnya lampu kota Adelaide. Duduk disampingnya  George, lelaki yg merebut hatinya. Gemerlapnya lampu di kejauhan menambah suasana romantisnya malam itu.

" George, would you like a cup of coffee?, udara sudah mulai dingin, saya mau membuat minuman biar tubuh hangat" Kata Melati

" Yes please, coffee would be nice" Jawab George

Melati menuju ke dapur dan membuat dua cangkir minuman, satu teh manis untuk dia dan satu cangkir kopi untuk George. Setelah selesai, dia melangkah kembali ke arah balkoni tempat mereka duduk. 

Ketika langkah kakinya mendekati pintu, tedengar suara Handphone berdering dan langkahnya terhenti oleh suara George.

" Oh.. hello honey, how are you?, I miss you very much" suara George mesra sekali dan berlanjut 

" Yes I will be home this weekend and looking forward to spend the time with my beautiful darling". 

" Yes, we have a lovely memories there, we can visit the place again and have a romantic dinner, if you'd like" George masih asyik bicara dengan orang di seberang jalur.

Melati mendengar semua pembicaraan itu, untung dua cangkir di tangannya tak tumpah. George tidak menyadari bahwa Melati sudah berdiri di dekat pintu. Melati merasa dirinya kena petir malam itu, sekujur tubuhnya seakan beku, otaknya tak bisa berpikir. 

Dengan seluruh tenaga yg tersisa Melati melangkahkan kaki dan berusaha tenang, lalu bertanya kepada George.

" Siapa dia, kedengarannya mesra banget?. Is she your girlfriend ?" Lanjut Melati

George seperti pencuri yg ketangkap basah, tak mampu mengelak lagi. Akhirnya dia mengaku.

Dia ternyata memang sudah punya girlfriend di Perth kota asalnya. Mereka sudah lama menjalin hubungan dan tak lama lagi akan tunangan.

Malam itu juga dia persilahkan George meninggalkan dia sendiri dan memintanya untuk tidak kembali.

Setelah George pergi, tak terbendung lagi air mata dipipinya. 

Betapa hancur hari Melati, dia sudah terlanjur jatuh cinta dengan sepenuh hati, dengan polosnya dia biarkan dirinya hanyut dalam cinta yg baru mekar, terasa indah namun sekarang tiba-tiba seperti jatuh ke jurang yg tak berdasar. 

Dia benamkan wajahnya kedalam bantal sambil menangis.

Tiba-tiba dirasakannya sebuah kecupan lembut dipipinya dan terdengar suara lirih berbisik di telinganya: " Good morning Melati, I love you" 

Melati merasakan pelukan hangat. Dia buka mata perlahan-lahan, dilihatnya raut wajah ys sangat dia kenal... Daniel. Ooh....betapa lega hati Melati. Dipeluknya Daniel erat-erat. 

Daniel merasa resah dan bertanya sambil mengusap air mata Melati dengan lembut: 

"are you okay?" " You were crying in your sleep"

" Yes, I am alright, I am glad it was just a bad dream" Jawab Melati tanpa menjelaskan mimpinya.

" I love you" Kata Daniel lagi sambil mengecup lembut bibir Melati. 

" I love you too, very-very much" Balas Melati sambil menatap mata Daniel dalam-dalam.

"Melati, adakah yg mengusik hatimu?" Tanya Daniel menyelidik

Melati menceritakan pertemuannya dengan Rebecca di workshop perusahaan kemarin siang.

Daneil mendengarkan dengan sabar, karena dia mengerti kisah lalu itu.

" Masihkah kamu menangis untuk dia?" Tanya Daniel

" Tidak untuk dia, aku menangis untuk kebodohanku" Jawab Melati.

" Jangan merasa begitu, itu hanya perjalanan hidup yg kamu lalui, bukan dirimu yg sesungguhnya". 

" Kamu yg sesungguhnya adalah wanita cerdas, yg berhati lembut, penuh kasih sayang dan yg sangat ku cintai" Jelas Daniel.

" Ach.. you're so sweet" Jawab Melati sambil memeluk Daniel erat-erat.

Mereka masih asyik bercengkerama sejenak ketika tiba-tiba ada suara dari luar kamar:

" Mummy.. I am coming" Teriak gadis kecil itu sambil berlari masuk kamar dan melompat ke atas tempat tidur. Maya jatuh diatas badan kedua orang tuanya. Merekapun bercanda-ria. Namun tak lama kemudian 

" Mummy, come on get up, come on get up, mummy please" Kata Maya sambil menarik tangan Melati.

" Mau kemana?" Tanya Melati

" Let's go to the beach, walking on the beach mummy" Pinta Maya. Akhirnya Melati menuruti kemauan putrinya.

Pagi ini mereka menyusuri boulevard di Surfers Paradise menuju ke pantai.

Melati tersenyum dan bersyukur telah diberi orang-orang yg sangat mencintai dia, tidak ada rasa takut lagi dengan masa lalu yg kadang hadir.

Cinta kasih Daniel dan Maya telah mengisi penuh hatinya dan memberikan kekuatan yg tak bisa dihancurkan.

Pagi ini Surfers Paradise indah sekali, cuaca cerah, langit biru, mata hari bersinar terang.

Hari ini adalah hari terakhir di Musim Dingin dan esok Musim Semi telah tiba. 

" Mimpi di akhir Musim Dingin telah pergi terbawa angin. Ku jelang Musim Semi dengan orang-orang tercinta dalam hidupku. Life is beautiful" Gumam Melati sambil tersenyum memperhatikan Daniel dan Maya yg sedang asyik bermain di pantai Surfers Paradise.

Sumber: https://www.expedia.com
Sumber: https://www.expedia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun