Mohon tunggu...
Suci Ayu Latifah
Suci Ayu Latifah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Satu Tekad Satu Tujuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Resolusi Dekadensi Moral

16 April 2020   14:10 Diperbarui: 16 April 2020   14:14 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
medanbisnisdaily.com

Pendekatan terhadap pelajar sekaligus mengetahui masalah siswa menjadi pendukung kuat untuk mendeteksi gerak pelajar. Apakah masalah yang ada bermula dari lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat (pergaulan).

Ketiga, peran orang tua dalam mengawasi dan memantau perkembangan tumbuh kembang anak.  Tidak sepenuhnya penataran budi pekerti menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan. 

Orang tua, penting melakukan komunikasi dan pengawasan saat di rumah. Utamanya, pengawasan terhadap tontonan anak. Pasalnya, kekerasan sering dipicu dari apa yang dilihat anak, kemudian anak menirukan tanpa tahu maksudnya.

Di era sekarang, anak adalah peniru terhebat. Ia bisa saja menirukan segala ekspresi dari apa yang dilihat dan ditonton. Katakanlah, peniruan terhadap bahasa di televisi. 

Kartun upin dan ipin misalnya, dengan mudah dalam berkomunikasi sehari-hari anak-anak menirukan logat dari bahasa upin dan ipin. Tontonan lain misalnya, sinetron yang menayangkan aksi kekerasan atau umpatan bahasa kasar, dengan mudah anak akan menirukan dan dipraktikkan dalam kesehariannya. Karenanya, dalam upaya pencegahan kekerasan, baik fisik, psikis, dan simbolik orang tua terlibat penuh dalam memantau tumbuh kembang anak.

Dengan menerapkan cara demikian, tampaknya kekerasan di sekolah lambat laun akan sirna. Sekolah, kembali menjadi rumah kerinduan yang penuh kasih sayang. 

Jika hal demikian dapat dilakukan, maka tidak menutup kemungkinan sekolah dapat dipercaya sebagai rumah kedamaian dan kesejahteraan. Sejahtera untuk gurunya, pelajarnya, juga orang tua yang memasrahkan anak-anaknya.

Mudah-mudahan alternatif penguatan sekaligus upaya pencegahan kekerasan di lingkungan sekolah dapat dilaksanakan. Sebab, jika tidak, maka sekolah menjadi neraka yang dihantui oleh berbagai bentuk kekerasan di dalamnya---fisik maupun psikis. 

Oleh karenanya, penting penguatan pencegahan kekerasan di sekolah sebagai resolusi menjelang ujian nasional. Begitu pula, peran orang tua sebagai pendukung pencegahan kekerasan. 

Pandangan lemahnya pencegahan kekerasan di sekolah dengan begitu dapat kokoh karena tim sekolah bersinergis dengan orang tua, dan komitmen masyarakat dalam mendukung upaya kekerasan. Semoga!

Suci Ayu Latifah

Sarjana Pendidikan, Tim Sekolah Literasi Gratis STKIP PGRI Ponorogo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun