Menyoal kekerasan, sebenarnya bentuk perilaku yang dilakukan seseorang dengan melibatkan kekuatan fisik untuk merusak, melukai, menyakiti, bahkan membunuh seseorang atau sekelompok orang.Â
Jika menilik dari hukum kausalitas tentu kekerasan yang terjadi selalu diikuti sebabnya---ceritanya, sehingga seseorang katakanlah merasa tersinggung atau tidak terima sampai hati menyakiti orang lain.Â
Karenanya, kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah dapat dikatakan akibat dari lepas kontrol dalam mengelola emosi dan keekspresian pelajar dalam bermain.Â
Dari kekerasan, yang disayangkan sebenarnya adalah dampak psikis korban. Buruknya, kekerasan di masa kecil akan berdampak besar pada masa depannya---seseorang bisa mengalami trauma akut.
Untuk itulah, beberapa hal yang penting untuk direnungkan sebagai upaya pencegahan kekerasan, khususnya di lingkungan sekolah. Pertama, sekolah menerapkan nilai-nilai kedamaian.Â
Di antaranya menurut Erik Lincoln dan Irfan Amalee dalam buku Peace Generation (2007:5-200), terdapat 12 nilai dasar, yaitu menerima diri, prasangka, perbedaan etnis, Â perbedaan agama, perbedaan jenis kelamin, perbedaan status ekonomi, perbedaan kelompok atau geng, keanekaragaman, konflik, menolak kekerasan, mengakui kesalahan, dan memberi maaf.
Keterbukaan dan komunikasi dalam penciptaan kedamaian ini perlu ditanamkan pada siapa saja. Keterbukaan yang dimaksud adalah kesungguhan menerima kritik dan masukan terhadap segala hal.Â
Berikut mencangkup masalah yang terjadi---dapat disampaikan dan dijadikan pelajaran bersama. Komunikasi, maksudnya timbul interaksi sosial yang baik.Â
Adalah sebuah komunikasi yang senantiasa condong pada nilai kebenaran dan kemanusiaan. Kebenaran dalam dunia pendidikan, bermukim pada loyalitas pendidikan di sekolah. Dan, kemanusiaan berpandangan pada harkat dan martabat manusia, serta nilai-nilai sosial, adat, dan hukum sosial.
Kedua, pengawasan dan motivasi secara intensif. Tidak dimungkiri, gerak anak milenial lebih aktif dibanding anak dahulu. Karenanya, tidak menutup kemungkinan jangkar pelajar lebih luas dibanding gurunya.Â
Dalam hal ini, tugas sekolah adalah mengawasi dan memotivasi, bahwasannya ketermampuan pengaruh sesuatu yang baik akan berdampak pada kebaikan, dan sebaliknya.Â