Hakikat eksistensi cinta adalah karakteristik Tuhan yang paling orisinal. Sementara eksistensi cinta makhluk atau manusia kepada Tuhan---atau kepada sesamanya---merupakan peneladanan sifat cinta yang dimiliki Tuhan. Bahkan, cinta Tuhan eksis dan terinternalisasi ke dalam makhluk ciptaan-Nya. Abu Yazid al-Busthami berujar:
Pada awalnya aku telah salah sangka dalam empat hal:
Â
Aku salah sangka, aku kira dengan mengingat-Nya maka Dia akan mengingatku.Â
Namun kenyataannya, Dia telah lebih dulu mengingatkuÂ
sebelum aku mengingat-Nya.
Â
Aku salah sangka, aku kira dengan mengenal-Nya maka Dia akan mengenalku.
Namun kenyataannya, Dia telah lebih dulu mengenalku sebelum akau mengenal-Nya.
Â
Aku salah sangka, aku kira dengan mencintai-Nya maka dia akan mencintaiku.